Senin, 11 Januari 2021 / 08:09 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210110150827-92-591841/tips-investasi-saham-bagi-pemula

Jakarta, CNN Indonesia — Investasi saham saat ini tengah digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Khususnya para investor pemula yang merupakan generasi muda atau milenial.

Terbukti, data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada peningkatan jumlah investor baru mencapai 13 persen pada 2020. Secara total, ada 70 persen investor muda di Tanah Air saat ini.

Analis Mega Investama Hans Kwee menilai investasi saham digandrungi karena bantuan teknologi dan digitalisasi. Hal ini membuat akses untuk ‘main saham’ semakin mudah karena bantuan aplikasi.

“Selain semakin mudah, return-nya juga menjanjikan, IHSG juga sudah mulai pulih,” kata Hans kepada CNNIndonesia.com, Jumat (8/1).

Kendati begitu, Hans mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat ingin mulai berinvestasi saham. Berikut tipnya:

Belajar teknis dan administrasi saham

Hans mengatakan hal mendasar yang perlu dipelajari adalah teknis dan administrasi kepemilikan saham. Mulai dari cara membuka rekening saham, pendaftaran, membaca laju IHSG dan kinerja saham-saham, hingga istilah-istilah dalam dunia saham juga perlu ‘dihatamkan’.

Pelajari saham dari yang paling dekat

Menurutnya, bila seseorang ingin memiliki saham, maka pilihlah saham dari perusahaan yang paling dekat dengannya saat ini.

Misalnya, Anda seorang pegawai bank, maka kepemilikan saham bisa dimulai dari saham-saham bank, seperti PT Bank Central Asia Tbk atau BCA, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, atau bank-bank lain.

 

“Pokoknya harus yang dikenal, mengerti industrinya atau bisnisnya. Misal kerja di farmasi, juga bisa pilih dulu saja saham perusahaan farmasi,” tuturnya.

Hans mengatakan hal ini bisa menjadi opsi utama karena setidaknya calon pembeli saham sudah mengenal perusahaan tersebut. Bahkan, bila calon pembeli mengerti bisnis di sektor perusahaan justru semakin bagus karena tahu kinerja dan prospeknya.

Edukasi saham

Setelah memulai dari saham perusahaan yang paling dekat dengan diri sendiri, Anda juga bisa menjajal saham perusahaan lain. Tapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Pertama, pelajari kinerja perusahaan dari masa dulu, sekarang, dan prospeknya ke depan. Kedua, baca laporan keuangannya.

Ketiga, kenali jajaran direksi dan komisarisnya serta rekam jejaknya. Apakah perusahaan akan potensial di tangan mereka atau tidak.

Hal ini penting karena bisa saja Anda belum mengenai industri dari perusahaan yang sahamnya mau dibeli, maka perlu pelajari dulu.

Menurut Hans, hal ini bisa dicicil dengan rajin membaca pemberitaan mengenai perusahaan tersebut.

Tapi, jangan sampai membeli saham perusahaan yang tidak familiar hanya karena rekomendasi dari satu dua pihak saja.

Misalnya, yang sekarang sedang viral adalah aksi ‘pamer saham’ dari para influencer seperti Kaesang Parangep, anak bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga artis Raffi Ahmad dan penyanyi Ari Lasso.

“Informasi memang terbuka sekarang, dari mana saja, dari siapa saja, tapi harus tetap dipelajari. Lihat juga, apa rekomendasi saham yang disampaikan itu benar-benar bagus atau tidak, menguntungkan atau tidak,” jelasnya.