Jumat, 19 November 2021 / 07:31 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211118181057-532-723136/sri-mulyani-proyeksi-defisit-apbn-2021-maksimal-54-persen

Jakarta, CNN Indonesia — Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 berkisar 5,2 persen-5,4 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Angkanya lebih rendah dari target yang mencapai 5,7 persen terhadap PDB.

“Kami harap defisit tahun ini kecil dari 5,7 persen, mungkin 5,2 persen sampai 5,4 persen,” ucap Sri Mulyani dalam CEO Forum, Kamis (18/11).

Ia mengatakan masih akan ada pergerakan hingga Desember 2021. Untuk itu, Sri Mulyani akan melihat pergerakan belanja dan penerimaan negara pada 1,5 bulan ke depan.

“Masih ada barang gerak 1,5 bulan,” imbuh Sri Mulyani.

Selain itu, Sri Mulyani juga memproyeksi defisit tahun depan sebesar 4,7 persen terhadap PDB. Angkanya lebih rendah dari target dalam APBN 2022 yang sebesar Rp4,85 persen.

“Tapi itu dengan estimasi penerimaan negara terjadi sebelum komoditas harganya naik dan reformasi pajak. Jadi harapannya defisit bisa lebih rendah,” jelas Sri Mulyani.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan mencatat defisit APBN sebesar Rp548,9 triliun per Oktober 2021. Angka ini setara dengan 3,29 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Realisasi defisit itu turun jika dibandingkan dengan Oktober 2020 yang mencapai Rp764,8 triliun atau 4,67 persen terhadap PDB.

Penurunan defisit terjadi seiring dengan kenaikan penerimaan negara. Tercatat, total penerimaan negara per Oktober 2021 sebesar Rp1.510 triliun atau naik 18,2 persen dari Oktober 2020 yang sebesar Rp1.277 triliun.

Sementara, belanja negara tercatat sebesar Rp2.058,9 triliun atau naik 0,8 persen secara tahunan per Oktober 2021. Angka itu setara dengan 74,9 persen dari target belanja yang sebesar Rp2.750 triliun.