Jumat, 12 November 2021 / 07:50 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211111171450-532-719888/airlangga-tagih-janji-turunkan-bunga-kredit-umkm-dari-merger-bri-dkk

Jakarta, CNN Indonesia — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menagih janji penurunan bunga kredit UMKM dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) usai merger dengan membentuk holding ultra mikro.

“Janjinya yang kita dengar, bunganya akan turun, jadi sekarang sudah resmi merger, jadi kita tinggal tunggu resmi turun bunga,” ucap Airlangga di acara peluncuran Buku Pembiayaan UMKM, Kamis (11/11).

Menurut Airlangga, janji tersebut harus ditepati karena pembentukan holding telah memungkinkan ketiga perusahaan mendapat sumber pendanaan yang lebih murah untuk selanjutnya disalurkan menjadi kredit bagi pengusaha ‘wong cilik’.

“Karena funding-nya lebih mudah,” imbuhnya.

Sebagai informasi, holding BRI, Pegadaian, dan PNM sendiri resmi terbentuk sejak pertengahan September 2021. Bersamaan dengan pembentukan holding, pemerintah memindahkan kepemilikan di Pegadaian dan PNM senilai Rp54,7 triliun ke BRI.

Selanjutnya, BRI melakukan penghimpunan dana di bursa saham alias rights issue dengan realisasi mencapai Rp41,2 triliun, sehingga totalnya Rp95,9 triliun. Dana ini selanjutnya digunakan untuk modal penyaluran kredit atau pembiayaan ke depan.

Lebih lanjut, ia berharap janji penurunan bunga kredit dari BRI dan kawan-kawan bisa membantu pemerintah memberikan saluran pembiayaan murah bagi UMKM. Saat ini, pemerintah sudah berusaha memberikan berbagai pembiayaan murah kepada UMKM, salah satunya berupa kredit usaha rakyat (KUR).

Pada program KUR, pemerintah memberikan subsidi bunga yang cukup besar bagi para pengusaha kecil. Tercatat subsidi bunga KUR super mikro sebesar 13 persen, KUR mikro 10,5 persen, KUR kecil 5,5 persen, dan KUR penempatan TKI 14 persen.

“Sehingga bunga KUR cuma 3 persen,” imbuhnya.

Airlangga mengatakan pembiayaan murah bagi UMKM sangat penting agar para pengusahanya bisa meningkatkan skala usaha dan bahkan naik kelas. Sebab, segmen pengusaha ini merupakan ‘tulang punggung’ ekonomi Indonesia dengan jumlah mencapai 64 juta pelaku.