Kamis, 11 November 2021 / 07:35 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211110164009-92-719320/ekonomi-digital-asia-tenggara-diprediksi-rp14-ribu-t-pada-2030

Jakarta, CNN Indonesia — Alphabet, induk usaha Google, dalam risetnya memproyeksi ekonomi digital negara-negara di Asia Tenggara mencapai US$1 triliun atau setara Rp14 ribu triliun pada 2030 mendatang.

Lewat riset ini Alphabet dengan Temasek Holdings dan perusahaan konsultan Bain & Company menilai bahwa ratusan juta orang gemar berbelanja online, termasuk membeli makanan, dalam beberapa tahun ke depan.

Sejak pandemi covid-19, Asia Tenggara mencatat 60 juta pengguna internet baru. Kini, ‘populasi online’ di Asia Tenggara sudah mencapai 440 juta pengguna.

Dilansir dari Reuters, Rabu (10/11), kawasan Asia Tenggara dinilai sebagai pasar internet dengan pertumbuhan tercepat di dunia.

Pertumbuhan ini didukung oleh populasi anak muda, penggunaan ponsel pintar (smartphone) yang meningkat, urbanisasi, hingga berkembangnya kelas menengah.

Sementara itu, industri yang melibatkan internet di Asia Tenggara diprediksi menghasilkan volume barang dagangan kotor (GMV) senilai US$174 miliar hingga akhir tahun ini. Angka tersebut akan berkembang hingga US$360 miliar pada 2025 dan meningkat signifikan hingga US$1 triliun pada 2030.

“Pertumbuhan utamanya akan didorong oleh sektor e-commerce dan pengantaran makanan sebagai imbas konsumen lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan mengakses internet,” tulis riset tersebut.

E-commerce sendiri diprediksi menyumbangkan GMV sebesar US$120 miliar pada tahun ini dan akan menyentuh US$234 miliar pada 2025.

Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara diprediksi berkontribusi hingga 40 persen dari total GMV atau sebesar US$70 miliar.