Kamis, 20 Mei 2021 / 06:13 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210520060258-92-644512/aksi-tunggu-pasar-terhadap-kebijakan-the-fed-bayangi-ihsg

Jakarta, CNN Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi masih tertekan hari ini. Antisipasi pasar terhadap pernyataan The Fed terbaru soal kebijakan ekonomi ke depan menjadi salah satu sebabnya.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper mengatakan sebagian besar investor masih berpotensi melakukan aksi jual karena sentimen itu. Hal ini akan membuat indeks sulit bergerak ke zona hijau.

“Secara teknikal tekanan jual masih sangat tinggi, sehingga (IHSG) diperkirakan masih bearish (melemah) dalam jangka menengah,” ungkap Dennies seperti dikutip dari risetnya, Kamis (20/5).

Sementara, pasar masih menahan aksi beli karena kasus penularan covid-19 di dunia terus meningkat. Hal ini akan mengganggu pemulihan ekonomi global.

“Pergerakan masih dibayangi kekhawatiran semakin tingginya kasus covid-19 di beberapa negara termasuk di Indonesia,” jelas Dennies.

Ia memprediksi IHSG belum bisa kembali ke area 6.000. Menurutnya, indeks akan bergerak dalam rentang support 5.704-5.732 dan resistance 5.808-5.856.

Sementara, CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan pelaku pasar bisa memanfaatkan pelemahan IHSG untuk melakukan akumulasi beli. Hal ini berarti pasar membeli saham secara bertahap, sehingga bisa meraup untung ketika indeks mulai bergerak ke zona hijau.

“Momentum koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek dengan trading harian,” kata William.

William memaparkan beberapa saham yang dapat dicermati, antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Ia memproyeksi pelemahan IHSG bersifat terbatas. Indeks diramalkan bergerak dalam rentang support 5.711 dan resistance 5.978.

Sebagai informasi, IHSG jeblok 1,27 persen atau 73,81 poin ke level 5.760 pada perdagangan Rabu (19/5). Tercatat, 332 saham melemah, 157 saham menguat, dan 143 saham bergerak stagnan.

Investor asing terus melepas kepemilikan sahamnya di pasar modal Indonesia. Mereka mencatatkan jual bersih (net sell) sebesar Rp281,78 miliar di seluruh pasar dan Rp272,84 miliar di pasar reguler.