Rabu, 14 September 2020 / 06:30 WIB

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5174718/prediksi-sri-mulyani-nasib-ekonomi-ri-saat-jakarta-psbb-lagi?single=1

Jakarta – Pengetatan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) DKI Jakarta dinilai akan memberikan pengaruh terhadap perputaran roda ekonomi nasional. Bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai kondisi ini akan membuat pertumbuhan ekonomi berada dalam rentang paling bawah proyeksi.

Sekitar dua minggu lagi kuartal III-2020 akan berakhir. Jika kuartal ini ekonomi RI minus lagi, maka Indonesia resmi jatuh di jurang resesi. Sebab kuartal II-2020 ekonomi RI sudah terkontraksi 5,3%.

Ketika ditanya mengenai proyeksi pemerintah di kuartal III-2020, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pada dasarnya pemerintah saat ini tengah memantau perkembangan dari penerapan PSBB Jakarta yang kembali diperketat.

“Kita sekarang sedang melakukan monitoring dan melihat data-data berhubungan dengan pergerakan seiring dengan pemberlakuan PSBB mulai 14 September oleh pemerintah DKI. Sesuai yang diumumkan, PSBB sifatnya pada beberapa yang ditengarai sebagai pusat penyebaran covid yakni perkantoran,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/9/2020).

Menurut Sri Mulyani penerapan PSBB Jakarta kali ini berbeda dengan penerapan PSBB secara ketat pertama kali pada Maret 2020. Saat ini perkantoran hanya dibatasi kapasitasnya menjadi 25%.

“Artinya PSBB sekarang berbeda dengan situasi pada Maret dan April yang waktu itu memberikan situasi di mana seluruh kegiatan masyarakat terhenti. Sekarang kita melihat skalanya menurun,” ujarnya.

Namun PSBB Jakarta diperkirakan tetap memberikan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi. Bahkan menurut Sri Mulyani roda ekonomi bisa berada dalam kisaran terendah secara tahunan.

“Secara total 2020 kisaran kita masih -1,1% sampai 0,2%. Namun tone-nya kita melihat kemungkinan bahwa dalam kisaran ini karena adanya seperti terjadi di DKI, kita siapkan kemungkinan berada di lower end,” terangnya.

Sri Mulyani pun berharap pemerintah pusat dan daerah bisa lebih akur dalam urusan kebijakan penanganan COVID-19. Baca di halaman selanjutnya.

Pemerintah sendiri memproyeksikan untuk kuartal III-2020 ekonomi RI berada di kisaran 0% hingga -2,1%. Lalu di kuartal IV-2020 berada dalam rentang 0,4% hingga 3,1%. Sedangkan untuk 2020 secara keseluruhan diprediksi dalam rentang -1,1% sampai 0,2%.

Sri Mulyani menilai dengan adanya PSBB Jakarta ekonomi RI kemungkinan berada dalam proyeksi terendah dari proyeksi yang telah disebutkan di atas.

“Secara total 2020 kisaran kita masih -1,1% sampai 0,2%. Namun tone-nya kita melihat kemungkinan bahwa dalam kisaran ini karena adanya seperti terjadi di DKI, kita siapkan kemungkinan berada di lower end,” ujarnya

Oleh karena itu, Sri Mulyani berharap di tengah kondisi sulit saat ini hubungan antara pemerintah pusat dan daerah bisa akur. Terutama dalam hal pengendalian wabah COVID-19.

“Tentu semua proyeksi ini tergantung pada kita semua mampu untuk mengelola dan mencegah terjadinya kenaikan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia. Saya harap, tentu saja dalam hubungan pusat dan daerah yang makin baik bisa bersama-sama. Ada 8 provinsi yang bisa dikendalikan, sehingga bisa pulih di kuartal IV-2020,” ucapnya.