Senin, 12 Juli 2021 / 08:04 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210712073954-85-666269/harga-minyak-dunia-naik-karena-permintaan-di-china-dan-india

Jakarta, CNN Indonesia — Harga minyak dunia menguat dua persen pada akhir perdagangan Jumat (9/7) waktu Amerika Serikat (AS). Penguatan harga minyak terjadi dalam dua hari berturut-turut setelah penurunan stok di AS dan sinyal kenaikan permintaan minyak dari China dan India.

Mengutip Antara, Sabtu (10/7), harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus di New York Mercantile Exchange meningkat US$1,62 sen atau 2,22 persen ke level US$74,56 per barel.

Sementara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September naik US$1,43 sen atau 1,93 persen ke level US$75,55 per barel di London ICE Futures Exchange.

Namun, secara mingguan, harga minyak mengalami penurunan hampir satu persen, tertekan gagalnya diskusi OPEC+ terkait produksi minyak. Rincinya, pada pekan lalu harga minyak acuan Brent turun 0,8 persen dan harga acuan minyak mentah AS melemah 0,84 persen.

Badan Informasi Energi AS (EIA) menyebut persediaan minyak mentah dan bensin AS menurun, sedangkan permintaan bensin mencapai level tertingginya sejak 2019 lalu. Ini menandakan pemulihan ekonomi AS.

Persediaan minyak mentah AS turun 6,9 juta barel untuk pekan yang berakhir pada 2 Juli lalu atau sekitar 2 persen lebih rendah dibandingkan rata-rata stok lima tahun terakhir.

“Laporan persediaan EIA yang bullish membantu pasar minyak rebound (bangkit) ke zona positif,” kata Broker Minyak PVM Stephen Brennock.

Di sisi lain, kenaikan harga dibatasi oleh kekhawatiran bahwa OPEC+ akan tergoda mengabaikan pembatasan produksi minyak dunia yang selama ini dilakukan akibat pandemi covid-19.

Perundingan negara-negara produsen minyak ini terhenti usai Arab Saudi dan Uni Emirat Arab berselisih soal usulan kesepakatan pasokan.

“Perang harga hampir selalu berlangsung singkat, tidak ada yang menang dalam jangka panjang,” kata Konsultan Rystad Energi dalam sebuah catatan.