Senin, 01 November 2021 / 17:50 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211101172039-97-715147/dubai-expo-2020-produk-jabar-banyak-dilirik-pasar-global

Jakarta, CNN Indonesia — Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggelar forum bisnis ‘West Java Talkshow: Creative Economic, Tourism, and Halal Industry’ pada hari terakhir Paviliun Indonesia di Dubai Expo 2020.

Dalam kesempatan itu, Pemprov Jabar memamerkan barang-barang khas lokal. Produk fesyen menjadi yang paling menarik perhatian pengunjung.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan bahwa Jabar memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.

“Jabar memiliki potensi sangat besar, di mana kualitas produk-produk kami dapat bersaing di kancah internasional. Expo 2020 Dubai merupakan tempat strategis dan kami akan terus mendorong produk-produk Jabar agar dikenal di pasar global,” ujar Atalia.

Perkembangan industri fesyen Jabar tidak lepas dari industri kreatif yang sangat baik dikembangkan. Dengan jumlah populasi mencapai hampir 50 juta jiwa dan sebagai salah satu daerah percontohan untuk industri kreatif, Jabar tidak pernah berhenti memproduksi produk-produk seperti dekorasi rumah dan produk fesyen.

Apalagi produk-produk fesyen Jabar sering menjadi tren di kalangan anak muda, termasuk produk halal fesyen.

Ada juga batik asli Jabar turut dipamerkan di area rolling exhibition di Paviliun Indonesia. Sebut saja batik megamendung, garutan, cianjur, bahkan batik tasik yang menonjolkan penggunaan warna cerah.

Produk lain yang menarik perhatian pengunjung adalah produk fesyen kekinian seperti jaket berbahan jins serta sepatu kulit ramah lingkungan yang dibawa oleh salah satu merek asal Jabar.

Selama tujuh hari dipamerkan, sangat banyak ketertarikan pengunjung untuk mencoba produk tersebut. Produk dekorasi rumah seperti wayang, tempat makan yang terbuat dari bambu juga paling banyak ditanyakan pengunjung.

Potensi perdagangan lain yang turut ditampilkan adalah produk hasil polesan program OPOP (One Pesantren One Product). Program ini merupakan program kemandirian ekonomi berbasis pesantren.

Tujuan didirikan OPOP ini adalah untuk menciptakan kemandirian umat melalui para santri, masyarakat dan pondok pesantren itu sendiri, agar mampu mandiri secara ekonomi, sosial dan juga untuk memacu pengembangan keterampilan, teknologi produksi, distribusi, pemasaran melalui sebuah pendekatan inovatif dan strategis dari Pemprov Jabar bersama Dinas KUKM Provinsi Jawa Barat.

Sejak 2019, terdapat 1.574 pesantren dari 27 kota/kabupaten Jabar yang telah mengikuti program OPOP. Aneka bidang usaha yang ditekuni adalah mulai dari perikanan, pertanian, perdagangan, fesyen dan konveksi, makanan dan minuman, serta jasa pelayanan. Produk-produk tersebut dikemas dengan menarik dan telah dipasarkan melalui tokon online.

Dampak inovasi dari program OPOP sendiri telah membuat peningkatan omzet unit usaha pesantren sebesar 133 persen. Transaksi penjualan dalam satu kali kegiatan temu bisnis juga meningkat sebesar Rp 21 juta. Demikian pula jumlah produk yang dihasilkan naik dari 250 menjadi 500 produk.

Jumlah pesantren yang memiliki produk juga meningkat dari 250 unit usaha pesantren menjadi 500 unit usaha. Di sisi lain, rata-rata tenaga kerja yang terserap juga meningkat menjadi empat orang.

Saat ini, terdapat minimal 20 pesantren yang terseleksi melaksanakan pra koperasi untuk pembentukan badan hukum koperasi tingkat provinsi.

“Program OPOP tak hanya mendorong pesantren agar punya kemandirian ekonomi, tetapi sekaligus dapat membuka peluang lapangan kerja bagi masyarakat sekitar lingkungan pesantren,” ujar Ustaz Peri Risnandar pelaku OPOP dari Pesantren Daarut Tauhid.

Selain itu, Pemprov Jabar juga memamerkan potensi wisata seperti Tangkubanparahu dan wisata sawah berundak di Majalengka kepada calon investor yang hadir dari berbagai negara di timur tengah, termasuk Uni Emirat Arab dan Qatar.