Kamis, 14 Oktober 2021 / 09:41 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211013181325-532-707413/bkf-angkat-suara-soal-imf-pangkas-proyeksi-ekonomi-global

Jakarta, CNN Indonesia — Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merespons pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini, termasuk Indonesia, oleh International Monetary Fund (IMF).

Kepala BKF Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan pihaknya akan memastikan kebijakan ekonomi dan fiskal akan terus diarahkan untuk mendukung upaya pengendalian pandemi covid-19, menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi, serta akselerasi reformasi struktural.

Ia menyebut kebijakan tercermin dari APBN 2022 yang menunjukkan sikap kewaspadaan dan antisipatif terhadap peningkatan risiko global yang telah terjadi.

Misalnya, kata Febrio, defisit fiskal APBN 2022 yang disepakati pada tingkat 4,85 persen dari PDB guna mendukung pemulihan di tengah upaya konsolidasi secara bertahap.

Di sisi reformasi struktural, ia mengatakan pemerintah dan DPR juga telah menyetujui UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) yang merupakan salah satu tonggak reformasi perpajakan demi keberlanjutan fiskal di jangka menengah, penguatan basis pajak, termasuk APBN yang sehat.

“Dengan semangat pengendalian pandemi, pemulihan ekonomi dan reformasi yang kuat, pemerintah berupaya untuk menciptakan pertumbuhan dan pembangunan Indonesia yang berkesinambungan dan inklusif di tengah lingkungan global yang menantang,” ujarnya lewat keterangan resmi, Rabu (13/10).

IMF lewat laporan World Economic Outlook edisi Oktober 2021 menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia 2021 dari 6 persen menjadi 5,9 persen dibanding proyeksi sebelumnya pada Juli. Namun, proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2022 tidak berubah di level 4,9 persen.

IMF menyampaikan bahwa pemulihan ekonomi global masih solid, meski beberapa aspek memengaruhi perubahan proyeksi, seperti isu gangguan pasokan di negara maju serta sempat memburuknya kasus covid-19 di negara berkembang akibat varian Delta.

Penurunan proyeksi juga dialami lima ekonomi terbesar Asia Tenggara atau ASEAN-5, di mana laju pertumbuhan 2021 diperkirakan hanya mencapai 2,9 persen atau turun 1,4 poin persen.

Penyebaran varian Delta dan rendahnya angka vaksinasi covid-19 menjadi alasan IMF merevisi ke bawag proyeksinya. Secara detail, proyeksi pertumbuhan Indonesia oleh IMF berada di tingkat 3,2 persen atau turun 0,7 poin persen dari proyeksi Juli.

Penurunan proyeksi Indonesia tidak sedalam koreksi negara ASEAN lainnya yakni Thailand 1 poin persen, Malaysia urun 1,2 poin persen, Filipina turun 2,2 poin persen, dan Vietnam turun 2,7 poin persen.