Jumat, 26 Maret 2021 / 08:38 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210326082359-78-622308/bi-tak-khawatir-taper-tantrum-market-as

Jakarta, CNN Indonesia — Bank Indonesia (BI) menegaskan tidak khawatir terhadap potensi taper tantrum AS akibat pengetatan kebijakan moneter The Fed. Pasalnya, bank sentral memperkirakan kondisi pasar keuangan Indonesia berbeda dengan 2013 lalu ketika taper tantrum terjadi.

Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) BI Riza Tyas Utami mengatakan BI sudah memiliki tiga strategi intervensi (triple intervention) untuk mengatasi risiko tersebut.

“Tetapi yang perlu diingat, kami dulu mengalami taper tantrum 2013, dengan sekarang, kondisinya jauh berbeda. Dulu, kami hanya punya spot intervention (intervensi di pasar spot), sekarang kami bahkan punya triple interventions,” ungkapnya dalam sesi jumpa wartawan, Kamis (24/3).

Strategi pertama, kata dia, BI akan melakukan intervensi di pasar, tidak hanya di pasar spot. Strategi itu akan digunakan untuk menangkal dampak kenaikan yield treasury AS (US Treasury) yang bisa membuat investor asing kabur dari pasar obligasi RI.

“Kami punya spot, punya intervensi di domestic non-delivery forward (DNDF), dan kita juga sekarang punya SBN,” jelasnya.

Kedua, Indonesia juga telah memiliki Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) yang lebih tangguh. Penguatan ini dilakukan bank sentral bersama anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) lain, yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

“SSK kita 2013 dan sekarang berbeda. SSK kita sekarang begitu kuat,” tuturnya.

Ketiga, BI juga memperkuat kerja sama internasional baik dengan negara maupun lembaga keuangan internasional. Salah satunya adalah kerjasama transaksi perdagangan bilateral dan investasi langsung atau Local Currency Settlement (LCS) dengan sejumlah negara.

“LCS sekarang kami punya, bahkan tidak hanya dengan satu negara, dengan Malaysia, Jepang, Thailand. Dengan China masih proses,” tuturnya.

Selain itu, pejabat sektor keuangan Indonesia aktif ikut serta dalam berbagai forum koordinasi sektor keuangan internasional seperti G20, OECD, IMF, dan sebagainya.

“Akan ada kondisi gejolak kecil dalam jangka pendek iya. Tapi, kami sudah melakukan persiapan jauh hari ke belakang, bahkan sebelum covid-19 ini berjalan, sehingga alhamdulillah ketika ini terjadi kami lebih siap,” ujarnya.