Selasa, 08 Desember 2020 / 15.15 WIB
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20201208135025-92-579371/as-sebut-china-merupakan-ancaman-ekonomi-terbesar-di-asia
Jakarta, CNN Indonesia — Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Wilbur Ross menyebut China sebagai ancaman ekonomi terbesar bagi negara-negara di kawasan Asia. Sebab, Negeri Tirai Bambu memiliki pasar dan kekuatan militer yang besar.
“China terus menjadi pasar potensial terbesar dan militer utama serta ancaman ekonomi di kawasan itu,” kata Ross di Milken Institute 2020 Asian Summit seperti dikutip dari South China Morning Post, Selasa (8/12).
Atas potensi ini, pemerintahan Presiden Donald Trump sudah mengantisipasi dengan kebijakan ketat di sektor perdagangan. Salah satunya dengan pemberlakuan tarif perdagangan khusus bagi kerja sama dengan China.
Secara total, pemerintahan Trump menerapkan 539 tarif khusus baru di sektor perdagangan. Dari jumlah itu, 210 di antaranya terkait perdagangan dengan China.
Selain itu, pemerintah AS juga memasukkan sejumlah perusahaan China ke daftar hitam perusahaan yang membutuhkan lisensi dalam pemanfaatan teknologinya.
Seluruh aturan itu sudah diteken AS dan China sejak dua tahun terakhir. AS menurunkan tarif impor atas produk China senilai US$110 miliar menjadi 7,5 persen.
Namun, mereka tetap memberlakukan tarif tinggi 25 persen bagi impor produk China dengan nilai mencapai US$250 miliar. Sementara China berkomitmen membeli barang dan jasa AS senilai US$200 miliar selama dua tahun.
Negara pimpinan Presiden Xi Jinping itu juga berkomitmen untuk mempercepat persetujuan akses ke pasar China dan meningkatkan perlindungan kekayaan intelektualnya. Kendati begitu, pembelian dari China sempat terhambat pandemi virus corona atau covid-19.
Dari seluruh komitmen itu, Ross mencatat China sudah menerapkan 57 komitmen teknis dan membeli lebih dari US$23 miliar dari target yang disepakati.
“Itu sekitar 70 persen dari total yang disepakati, tapi sayangnya mereka telah membeli barang lain. Sekarang China telah mengumumkan pemulihannya dari pandemi, kami berharap mereka akan memenuhi target dua tahun (kesepakatan),” ujarnya.
Lebih lanjut, Presiden Terpilih AS Joe Biden pernah mengatakan bahwa kebijakan perdagangan ketat dari AS kepada China tidak akan berubah secara drastis di masa kepemimpinannya nanti. Ia akan melakukan tinjauan dan berkonsultasi lebih dulu.
Sementara Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan China akan memenuhi komitmennya itu. Ia juga menyatakan bakal berkomunikasi lagi secara bilateral dengan AS.