Kamis, 17 September 2020 / 21:29 WIB

https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-5176210/wall-street-dibuka-menguat-jelang-hasil-pertemuan-the-fed?tag_from=wp_nhl_3

Jakarta, CNN Indonesia — Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.795 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Kamis (17/9) pagi. Mata uang garuda menguat 0,32 persen jika dibandingkan perdagangan kemarin sore di level Rp14.943 per dolar AS.

Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Kondisi ini ditunjukkan oleh yen Jepang turun 0,13 persen, dolar Singapura melemah 0,21 persen, peso Filipina melemah 0,12 persen, yuan China melemah 0,11 persen, ringgit Malaysia turun 0,12 persen, dan baht Thailand turun 0,14 persen.

Sementara itu, dolar Taiwan naik 0,29 persen dan rupee India naik 0,16 persen. Sedangkan, dolar Hong Kong dan won Korea Selatan kompak stagnan.

Berbeda dengan mata uang di negara maju yang kompak lesu di hadapan dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris turun 0,35 persen, dolar Australia melemah 0,47 persen, dolar Kanada turun 0,35 persen, dan franc Swiss turun 0,32 persen.

Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan pasar masih menanti pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) hari ini. Ia memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan dan pelonggaran moneter. Suku bunga acuan BI saat ini berada di level 4 persen.

“Sikap BI ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah hari ini,” katanya kepada CNNIndonesia.com.

Sementara itu, nilai tukar regional lainnya tampak melemah terhadap dolar AS. Kondisi ini dipicu pernyataan bank sentral AS, The Fed bahwa ekonomi AS berisiko tertekan bila tidak ada stimulus lanjutan dari pemerintah.

Pernyataan The Fed itu mendorong penguatan dolar AS. Sebaliknya memberi tekanan ke aset berisiko.

“Seperti diketahui hingga sekarang pemerintah AS masih belum sepakat dengan parlemen untuk merilis stimulus paket kedua,” katanya.

Dengan sentimen itu, ia meramal rupiah bergerak di kisaran Rp14.800 hingga Rp14.950 per dolar AS.