28/08/2023
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20230823140734-4-465444/diskon-pajak-laris-manis-ri-diserbu-investor-mobil-listrik

Jakarta, Indonesia – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengklaim, berbagai insentif fiskal yang telah pemerintah sediakan berhasil menarik investasi ke sektor industri hijau, salah satunya di sektor ekosistem bisnis mobil listrik.

Adapun berbagai insentif fiskal yang diberikan bagi investor yang ingin menanamkan modalnya pada pembangunan ekonomi hijau di antaranya tax holiday, tax allowance, pembebasan bea masuk impor, pengurangan PPN, hingga pengurangan pajak terkait properti atau PBB.

“Kebijakan-kebijakan insentif ini terbukti telah membuat berkembangnya iklim investasi transisi energi dan investasi ramah lingkungan di Indonesia. Salah satunya rantai pasok kendaraan listrik,” kata Febrio dalam acara Seminar on Energy Transition Mechanism: ASEAN Country Updates di Jakarta, Rabu (23/8/2023).

Salah satu bukti dari klaim itu, kata Febrio didasari dari hasil kajian Institute for Essential Services Reform (IESR) pada 2023 yang mencatat besaran investasi di sektor ekosistem kendaraan listrik pada periode 2021-2022 sebesar US$ 20,3 miliar. Sebagian besar masuk ke industri produsen baterainya atau EV Battery.

“Porsi terbesar dari total investasi pada periode itu masuk langsung ke sektor produksi baterai. Totalnya mencapai US$ 15 miliar,” kata Febrio.

Dengan berbagai insentif untuk mendorong berkembangnya ekosistem kendaraan listrik, atau yang menjadi bagian dari kebijakan hilirisasi untuk nikel itu, ia perkirakan akan mampu menekan emisi karbon hingga 15 juta ton CO2.

“Kami juga memobilisasi dana melalui pembiayaan inovatif dengan menerbitkan green sukuk sebesar US$ 6,2 miliar dan SDG’s Bonds hingga US$ 577 juta, baik di tingkat global maupun nasional, yang diharapkan dapat mengurangi sekitar 10,6 juta emisi CO2,” tutur Febrio.