Kamis, 15 Oktober 2020 / 10:34 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20201015103007-532-558655/utang-luar-negeri-ri-naik-jadi-rp6084-t-per-agustus-2020

Jakarta, CNN Indonesia — Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia meningkat dari US$409,7 miliar per Juli 2020 menjadi US$413,4 miliar per Agustus 2020.

Jumlah utang itu setara Rp6.084 triliun mengacu kurs Rp14.717 per dolar AS pada 15 Oktober 2020.

Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan pertumbuhan ULN pada Agustus 2020 sebesar 5,7 persen. Pertumbuhan itu lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,2 persen.

“Ini disebabkan oleh transaksi penarikan neto ULN, baik ULN pemerintah maupun swasta. Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan nilai ULN berdenominasi rupiah,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (15/10).

ULN itu terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar US$203 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar US$210,4 miliar.

Ia merincikan ULN pemerintah pada Agustus 2020 tumbuh 3,4 persen  menjadi US$200,1 miliar. Kenaikan ULN pemerintah lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Juli 2020 yang sebesar 2,3 persen.

“Perkembangan ini terutama didorong oleh penarikan sebagian komitmen pinjaman dari lembaga multilateral yang memberikan dukungan kepada Indonesia untuk menangani pandemi covid-19 dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” jelasnya.

Sementara itu, ULN swasta pada Agustus 2020 naik 7,9 persen menjadi US$210,4 miliar. Kenaikan itu lebih tinggi dari pertumbuhan Juli 2020 yang sebesar 6,2 persen.

Menurutnya, perkembangan ini dipengaruhi pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) sebesar 10,3 persen (yoy) dan ULN lembaga keuangan (LK) sebesar 0,4 persen (yoy).

“Sebagian besar penarikan ULN swasta pada Agustus 2020 digunakan untuk membiayai kegiatan investasi perusahaan,” katanya.

Sementara itu, rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Agustus 2020 sebesar 38,5 persen. Rasio itu, relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 38,2 persen.

Struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89,0 persen dari total ULN.

Ia mengatakan untuk menjaga agar struktur ULN tetap sehat, maka bank sentral dan pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

“Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menyokong pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian,” tandasnya.