Selasa, 05 Januari 2021 / 07:53 WIB
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210104211228-532-589420/sri-mulyani-soal-turunkan-defisit-3-persen-target-ambisius
Jakarta, CNN Indonesia — Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut rencana menurunkan defisit menjadi di bawah 3 persen dalam tiga tahun sebagai target ambisius. Pasalnya, dampak pandemi covid-19 terhadap fiskal diproyeksi dapat mencapai 3 tahun sampai 10 tahun.
“Instrumen fiskal dipaksa untuk mengatasi covid-19. Bagaimana defisit harus diturunkan kembali tiga tahun dan ini target ambisius. Ada yang bilang implikasi di atas tiga tahun, lima tahun, bahkan 10 tahun,” ujar Ani, sapaannya, dalam Webinar Perempuan Berdaya Indonesia Maju: Refleksi Awal Tahun 2021, Quo Vadis Perempuan Indonesia, Senin (4/1).
Pun demikian, ia menegaskan pemulihan ekonomi akan sangat bergantung dengan pengendalian penyebaran kasus covid-19. Jika jumlah penularan makin meningkat, maka dampaknya semakin buruk bagi ekonomi dan keuangan negara.
Sebagai informasi, Kementerian Keuangan mencatat defisit APBN 2020 tembus Rp883,7 triliun hingga akhir November 2020. Angka itu setara 5,6 persen produk domestik bruto (PDB).
Angkanya melonjak jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019. Tercatat, defisit APBN per November 2019 hanya Rp369,9 triliun atau sekitar 2,34 persen PDB.
Pendapatan negara yang anjlok menjadi biang kerok kantong negara tekor. Tercatat, penerimaan negara per November 2020 hanya sebesar Rp1.423 triliun atau turun 15,1 persen secara tahunan.
Sementara, belanja negara melonjak 12,7 persen menjadi Rp2.306,7 triliun per November 2020. Angka itu setara dengan 90,8 persen terhadap target belanja APBN 2020 dan 84,2 persen dari target APBN Perpres 72/2020.
“Pemulihan ekonomi ditentukan covid-19, vaksin, dan kebijakan pemulihan sosial,” terang Ani.
Sebelumnya, pemerintah memproyeksi defisit APBN 2020 sebesar 6,34 persen. Kemudian, defisit APBN 2021 diprediksi turun menjadi 5,7 persen.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan angka defisit semakin kecil ke depannya. Ia berharap defisit pada 2022 membaik ke level 4 persen dan APBN 2023 kembali di bawah 3 persen. Artinya, situasi normal diharapkan terjadi pada 2023 mendatang.
“Defisit di Indonesia itu kecil sekali dengan situasi yang dinamis, tapi sekali lagi bandingkan dengan yang lain, Indonesia sudah sangat hati-hati,” kata Jokowi beberapa waktu lalu.