22/11/2023
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20231122123316-4-491052/sri-mulyani-mau-aset-negara-jangan-tidur-tapi-kerja-keras

Jakarta, Indonesia – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan, penerimaan negara tidak hanya berasal dari pajak, bea dan cukai, maupun utang. Melainkan juga berasal dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang berasal dari pengelolaan aset-aset negara dan lelang.

“Ini juga salah satu cara edukasi publik bahwa keuangan negara tidak sekedar pajak, bea cukai, utang, namun juga ada aspek belanja dan aset kekayaan negara yang bermanfaat bagi perekonomian,” kata Sri Mulyani dalam acara Anugerah Reksa Bandha di kantornya, Jakarta, Rabu (22/11/2023).

Oleh sebab itu, Sri Mulyani mengungkapkan, pemerintah akan terus fokus mengoptimalkan pengelolaan aset negara sebagai salah satu sumber penerimaan. Ia pun menargetkan, pada 2024 seluruh barang milik negara (BMN) akan tersertifikasi seluruhnya, guna mempermudah pelacakan pengelolaannya.

Kementerian Keuangan juga telah mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Aset Negara juga untuk terus memantau kinerja aset-aset yang telah dimiliki, termasuk efisiensi perawatannya. Ia menekankan, para pengguna aset di tiap kementerian atau lembaga tak boleh membiarkan asetnya tertidur.

“Kita juga lakukan piloting untuk mengukur kinerja aset. Aset itu tidak tidur, tapi aset harus bekerja keras dan memberikan manfaat yang maksimal, maka kita akan terus melakukan juga, termasuk piloting mengukur kinerja aset tersebut, termasuk asuransi BMN,” ujar Sri Mulyani.

Adapun sertifikasi aset-aset negara itu kini telah mencapai 94%, berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN). Artinya, sisa 6% lagi untuk memenuhi target hingga 2024. Sementara itu, terkait jumlah aset yang telah tersertifikasi belum ada data pastinya.

“Dari sisi tata laksana, dan tata kelola juga kita tertibkan dengan sertifikasi BMN, terutama untuk tanah yang ditargetkan dapat selesai pada 2024. Sehingga kita akan memahami, masyarakat mengetahui, mana aset milik negara yang ada dalam buku keuangan pemerintah,” ungkap Sri Mulyani.