Rabu, 17 Februari 2021 / 09:09 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210217085401-78-607177/rupiah-terpukul-ke-rp13955-akibat-yield-surat-utang-as

Jakarta, CNN Indonesia — Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp13.955 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (17/2). Mata uang Garuda melemah 25 poin atau 0,18 persen dibanding Rp13.930 per dolar AS pada Selasa (16/2).

Rupiah melemah bersama hampir semua mata uang Asia pada pagi ini. Hanya dolar Hong Kong dan yen Jepang yang stagnan.

Sementara, won Korea Selatan melemah 0,69 persen, peso Filipina minus 0,38 persen, ringgit Malaysia minus 0,37 persen, yuan China minus 0,36 persen, dolar Singapura minus 0,12 persen, dan baht Thailand minus 0,03 persen.

Begitu pula dengan mata uang utama negara maju. Semuanya kompak melemah dari mata uang negeri Paman Sam.

Poundsterling Inggris melemah 0,21 persen, dolar Kanada minus 0,13 persen, dolar Australia minus 0,11 persen, rubel Rusia minus 0,11 persen, euro Eropa minus 0,1 persen, dan franc Swiss minus 0,08 persen.

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar rupiah akan berputar arah ke zona pelemahan pada hari ini. Proyeksinya, rupiah berada di kisaran Rp13.900 sampai Rp14 ribu per dolar AS pada hari ini.

“Rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini mengikuti sentimen pelemahan mata uang regional karena meningginya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS,” kata Ariston kepada CNNIndonesia.com.

Kemarin, tingkat imbal hasil alias yield US Treasury menembus 1,32 persen. Ini merupakan level tertinggi sejak Maret 2020 dan bisa menjadi sentimen positif bagi pelemahan dolar AS, namun di sisi lain melemahkan rupiah.

“Kenaikan yield tersebut kemungkinan karena optimisme pasar terhadap prospek pemulihan ekonomi AS dengan dukungan program stimulus fiskal besar pemerintah,” jelasnya.

Tak hanya yield obligasi AS, Ariston melihat prospek pelemahan mata uang Garuda hari ini juga datang dari revisi penurunan target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021. Sejumlah analis memperkirakan ini karena pemerintah tengah menerapkan kebijakan PPKM Mikro.

Kendati begitu, ia melihat ada pula peluang rupiah tidak melemah terlalu dalam pada hari ini. Sentimen datang dari optimisme pemulihan ekonomi global yang masih ada di pelaku pasar keuangan.