Kamis, 26 Agustus 2021 / 08:40 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210825141815-78-685199/ri-kuasai-2311-persen-penerbitan-sukuk-global

Jakarta, CNN Indonesia — Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan total penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk Indonesia mencapai 23,11 persen dari pangsa pasar sukuk global. Hal ini membuat Indonesia menjadi salah satu kontributor utama pasar sukuk internasional.

“Kita semua tahu bahwa Indonesia adalah salah satu penyumbang utama penerbitan sukuk global di pasar internasional. Porsi Indonesia adalah 23,11 persen dari penerbitan global atau totalnya US$23,65 miliar,” ujarnya dalam acara 5th AIFC The Role of Islamic Finance in Promoting Economic Recovery, Rabu (25/8).

Ia menuturkan pendanaan bersumber dari sukuk tersebut digunakan untuk sejumlah program di dalam negeri. Tercatat, ada 3.477 proyek yang mendapatkan pendanaan dari sukuk tersebut selama periode 2013 hingga 2021.

“Indonesia telah melakukan diversifikasi dan inovasi pada instrumen keuangan, dan kami memanfaatkan potensi keuangan Islam yang sangat kuat, baik di dalam negeri maupun secara global,” imbuhnya.

Bahkan, lanjutnya, di tengah ketidakpastian pandemi, pemerintah berhasil menerbitkan sukuk global senilai US$3 miliar pada Juni 2021 lalu. Bendahara negara mengklaim imbal hasil sukuk tersebut memiliki imbal hasil kompetitif yakni 3,55 persen.

“Indonesia memiliki peluang besar untuk mengoptimalkan pasar keuangan syariah dengan mengembangkan lebih banyak varian pembiayaan sukuk,” ujarnya.

Sebelumnya, ia pernah mengungkapkan kontribusi sukuk kepada pembiayaan APBN mencapai 20 persen hingga 30 persen setiap tahunnya. Oleh sebab itu, ia menekankan sukuk memainkan peran penting dalam pembiayaan APBN.

Volume penerbitan sukuk pada awalnya hanya Rp4,7 triliun pada 2008 lalu. Sedangkan, per Juni 2021 total volume penerbitan sukuk sejak awal sudah tembus Rp1.810,02 triliun, dengan outstanding mencapai Rp1.075,83 triliun.

“Dari tahun ke tahun, sukuk terus berkembang dan terus memainkan peranan yang sangat penting di dalam pembiayaan APBN,” ujarnya dalam diskusi The Future of Islamic Capital Market: Opportunities, Challenges, and Way Forward belum lama ini.