Senin, 22 November 2021 / 22:32 WIB
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211122201807-78-724625/restrukturisasi-kredit-bank-mandiri-rp90-t-mayoritas-berisiko-rendah
Jakarta, CNN Indonesia — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat outstanding restrukturisasi kredit perusahaan mencapai Rp90,1 triliun per September 2021. Tetapi, perusahaan mengklaim mayoritas dari nilai kredit yang direstrukturisasi ini berkategori risiko rendah (low risk).
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin merinci restrukturisasi kredit terdiri dari kredit berisiko rendah mencapai 58 persen, risiko sedang 31 persen, sedangkan sisanya risiko tinggi 11 persen. Kategori ini berdasarkan tingkat kemampuan usaha mereka ke depan.
“Untuk yang high risk kita set up CKPN sehingga diharapkan meski sebagian account ini berpotensi jadi bad credit tapi kita sudah siap dari sekarang, jadi tidak mengganggu kinerja Bank Mandiri ke depan,” ujar Ahmad di acara Economic Outlook 2022 bertajuk Kebangkitan Sektor Keuangan, Senin (22/11).
Lebih lanjut, Ahmad mengklaim nilai restrukturisasi kredit ini berhasil dikelola oleh bank, sehingga tidak menimbulkan peningkatan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL). Bahkan, ia mengklaim kredit macet di Bank Mandiri terus menurun dari waktu ke waktu pada tahun ini.
Tercatat, semula NPL gross sempat menyentuh angka 3,5 persen pada September 2020. Namun, rasionya turun ke 3,2 persen pada Desember 2020, meski sempat naik ke 3,32 persen pada Maret 2021.
Tapi sudah turun ke 3,1 persen pada Juni 2021. Penurunan juga berlanjut pada September 2021 di mana NPL berada di 3,04 persen.”Ini terus menurun dan kami jaga terus,” imbuhnya.
Di sisi lain, Ahmad membagi jurus perusahaan untuk menyelesaikan restrukturisasi kredit dan kredit-kredit yang bermasalah. Misalnya, mencari investor baru yang bisa mengambilalih kewajiban cicilan kredit, agunan sementara, dan write off alias penghapusan kredit.