Selasa, 23 November 2021 / 05:42 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211122160235-85-724493/realisasi-investasi-energi-terbarukan-diproyeksi-us-144-m-tahun-ini

Jakarta, CNN Indonesia — Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan realisasi investasi di sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) berpotensi hanya US$1,44 miliar pada akhir 2021. Hal ini berarti investasi sektor EBTKE hanya akan terealisasi 70,58 persen dari target awal, yakni US$2,04 miliar.

“Diharapkan realisasi investasi di sub sektor EBTKE dapat mencapai US$1,44 miliar,” ungkap Arifin dalam The 10th Indo EBTKE ConEx 2021, Senin (22/11).

Ia menjelaskan realisasi investasi di sektor EBTKE sebesar US$1,12 miliar pada kuartal III 2021. Rinciannya, investasi di panas bumi sebesar 49 persen, aneka EBT 32 persen, bioenergi 18 persen, dan sisanya 1 persen berasal dari investasi di bidang konservasi energi.

Sementara, Arifin menjelaskan pihaknya telah mengesahkan green rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) untuk mencapai porsi EBT 23 persen pada 2025. Pemerintah menargetkan pembangunan pembangkit berbasis EBT mencapai 20,9 gigawatt (GW) hingga 2030 mendatang.

“Pembangkit EBT yang direncanakan untuk dikembangkan hingga 2030 adalah sebesar 20,9 GW atau 51,6 persen dari total kapasitas pembangkit yang akan dibangun,” terang Arifin.

Berdasarkan hitungan Kementerian ESDM, sumber EBT yang ada di seluruh wilayah Indonesia memiliki potensi hingga 3.600 GW. Potensi itu akan menjadi modal pemerintah untuk melaksanakan transisi energi menuju nol emisi bersih.

Arifin menambahkan strategi utama yang akan dilakukan untuk menuju nol emisi bersih sampai 2060 adalah meningkatkan pengembangan semua pembangkit EBT.

Salah satu yang menjadi prioritas adalah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

“Di sektor rumah tangga mendorong pemanfaatan kompor listrik, pengurangan impor LPG secara bertahap, di sektor transportasi pemanfaatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, serta pengembangan interkoneksi, smart grid, smart meter, dan jaringan gas bumi,” jelas Arifin.