Selasa, 15 Juni 2021 / 21:06 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210615194011-92-654757/erick-thohir-targetkan-setoran-dividen-bumn-naik-jadi-rp35-t

Jakarta, CNN Indonesia — Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan setoran dividen perusahaan pelat merah ke negara tahun ini sebesar Rp35 triliun. Jika terealisasi, jumlahnya naik dari setoran dividen 2020 lalu yang hanya Rp26 triliun.

“Insya Allah tahun ini ada peningkatan di angka ke Rp35 (triliun),” ungkap Erick dalam Diskusi Online BPK RI ‘Kebijakan Pemerintah, Peluang, Tantangan, dan Kepemimpinan di Masa dan Pasca Pandemi Covid-19’, Selasa (15/6).

Erick mengatakan pihaknya semula menargetkan setoran dividen BUMN ke negara tahun lalu mencapai Rp40 triliun. Namun, target tak tercapai karena pandemi covid-19.

Namun, Erick optimistis situasinya akan membaik tahun ini. Ia bahkan memperkirakan setoran dividen pada 2022 bisa sama seperti 2019 lalu.

Dalam kesempatan sebelumnya, Erick memproyeksi BUMN bisa memberi setoran dividen ke negara sebesar Rp63 triliun pada 2021-2022. Jumlahnya hanya separuh dari estimasi kebutuhan suntikan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp129 triliun pada periode yang sama.

Erick menyebut kondisi ini berbanding terbalik dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana setoran dividen ke kas negara biasanya lebih besar daripada PMN yang mereka dapat.

“Di 2021-2022 ini antara dividen dan PMN yang diharapkan tentu masih menjadi diskusi antara Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN. Memang suka tidak suka ini karena covid-19,” ucap Erick.

Erick merinci estimasi kebutuhan PMN mencapai Rp67 triliun pada 2021. Sementara, pada 2022, sedikit berkurang menjadi Rp62 triliun. Jumlahnya naik tinggi dari suntikan PMN pada 2020, yaitu sekitar Rp28 triliun.

Untuk dividen, proyeksinya setorannya cuma Rp28 triliun pada 2021 dan Rp35 triliun pada 2022. Jumlahnya turun drastis dari Rp44 triliun pada 2020.

Sementara, kontribusi dividen BUMN ke negara mencapai Rp388 triliun pada 2011-2020. Jumlahnya sekitar 2,5 kali dari PMN yang diterima para perusahaan negara sekitar Rp148 triliun.