Rabu, 08 Desember 2021 / 06:25 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211207142609-92-730950/pengusaha-yakin-batal-ppkm-level-3-saat-nataru-buat-ekonomi-terbang

Jakarta, CNN Indonesia — Pengusaha meyakini pembatalan PPKM Level 3 saat liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 dapat mengerek pertumbuhan ekonomi.

Pasalnya, libur akhir tahun bisa menjadi momentum meningkatkan konsumsi rumah tangga. Hal ini akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2021 yang ditargetkan 5,5 persen hingga 6 persen.

“Tentu dengan pembatalan ini akan sangat mungkin target tersebut tercapai bahkan terbuka kemungkinan diatas target di kisaran 6,5 persen-7 persen mengingat Indeks Keyakinan Konsumen pada Oktober 2021 sudah kembali ke level optimis di angka 113,4,” ujar Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang dalam keterangan resmi, Selasa (7/12).

Jakarta, CNN Indonesia — Pengusaha meyakini pembatalan PPKM Level 3 saat liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 dapat mengerek pertumbuhan ekonomi.

Pasalnya, libur akhir tahun bisa menjadi momentum meningkatkan konsumsi rumah tangga. Hal ini akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2021 yang ditargetkan 5,5 persen hingga 6 persen.

“Tentu dengan pembatalan ini akan sangat mungkin target tersebut tercapai bahkan terbuka kemungkinan diatas target di kisaran 6,5 persen-7 persen mengingat Indeks Keyakinan Konsumen pada Oktober 2021 sudah kembali ke level optimis di angka 113,4,” ujar Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang dalam keterangan resmi, Selasa (7/12).

“Kita harus berjuang bersama agar jangan sampai terjadi gelombang ketiga di tahun 2022 terlebih munculnya varian baru omicron,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia juga menilai keputusan pemerintah untuk membatalkan PPKM level 3 saat nataru dapat meningkatkan kepercayaan pelaku usaha terhadap ekonomi ke depan.

Sebagai informasi, pemerintah membatalkan penerapan PPKM Level 3 dengan sejumlah pertimbangan, di antaranya jumlah tes dan telusur.

“Indonesia saat ini lebih siap dalam menghadapi momen Nataru. Testing dan tracing tetap berada pada tingkat yang tinggi meski kasus rendah, dan lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,” kata Luhut dalam keterangan tertulis di situs resmi Kemenko Marves, Senin (6/12).