Jumat, 09 Juli 2021 / 06:20 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210709055309-92-665271/pelemahan-ekonomi-dan-lonjakan-covid-bayangi-ihsg-hari-ini

Jakarta, CNN Indonesia — Sejumlah analis memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan pada Jumat (9/7) ini. Kasus positif covid-19 yang terus mencetak rekor terbaru dan perekonomian yang semakin lesu menjadi sentimen penekan pergerakan indeks.

Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christopher memperkirakan IHSG bergerak di level support 5.997 hingga 6.018 dan resistance di kisaran 6.070 hingga 6.101.

“Pergerakan masih dibayangi sentimen dari dalam negeri, yakni, jumlah kasus dan tingkat kematian covid-19 yang naik signifikan, serta sikap pasar yang masih harus mencermati dampak dari PPKM,” ungkap Dennies dalam risetnya, Kamis (8/7).

Seperti diketahui, pertambahan jumlah kasus covid-19 mencapai 38.391 kasus pada Kamis (8/7) kemarin. Angkanya menjadi rekor tertinggi sejak kasus covid-19 pertama di Indonesia diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2 Maret 2020.

Senada, Analis sekaligus Presiden Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya juga melihat potensi pelemahan bursa saham nasional pada hari ini. Proyeksinya, IHSG akan bergerak di rentang 5.913 sampai 6.123.

Ia juga melihat pelemahan IHSG masih berasal dari bayang-bayang pandemi covid-19. Sentimen lain berasal dari potensi penurunan ekonomi Indonesia.

“Miniminya sentimen serta perlambatan roda perekonomian yang terjadi masih menjadi tantangan tersendiri bagi pasar modal Indonesia, sehingga belum terlihat adanya booster yang dapat mendorong kenaikan IHSG dalam beberapa waktu mendatang,” jelasnya.

Apalagi, pandemi covid-19 telah membuat Indonesia turun kelas dari negara berpenghasilan menengah ke atas menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah. Saat ini, pendapatan nasional bruto (GNI) Indonesia hanya sebesar US$3.870 dari sebelumnya US$4.050.

Selain itu, pemerintah juga sudah menurunkan asumsi pertumbuhan tanah air dari kisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen menjadi 3,7 persen sampai 4,5 persen pada 2021.

Kendati begitu, William menilai kondisi IHSG yang lemah sejatinya bisa dimanfaatkan bagi investor maupun trader untuk jangka pendek. Sebab, potensi pergerakan IHSG yang fluktuatif masih mungkin terjadi dalam waktu dekat, sehingga bisa menguntungkan.