Rabu, 05 Januari 2022 / 17:41 WIB

https://www.cnbcindonesia.com/news/20220105190753-4-304943/penting-nih-kenapa-harus-bayar-pajak-sih-bu-sri-mulyani

Jakarta, CNN Indonesia — Industri Otomotif Tanah Air membuka lembaran tahun ini usai ditinggal relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang masa berlakunya habis sejak 31 Desember 2021.

Semula, relaksasi PPnBM bakal mobil baru ini telah bergulir sejak Maret 2021 dengan menyasar mobil 4×2 produksi Indonesia dengan kandungan lokal tertentu, dan mesinnya tidak lebih dari 1.500 cc.

Program ini lantas membuat sejumlah pabrikan otomotif di Indonesia merasa “merdeka”. Aturannya diperluas sehingga program juga menyeret mobil 4×2 dan 4×4 dengan mesin 1.501 cc hingga 2.500 cc. Tapi untuk kategori ini diskon PPnBM dikurangi menjadi 50 persen dan 25 persen.

Alhasil, program ini mendapat respons positif dari masyarakat di tengah masa sulit pandemi Covid-19 lantaran mereka mendapat “celah” membeli mobil baru dengan harga relatif terjangkau.

Tercatat ada 36 mobil yang berhak ikut dalam program ini dari berbagai merek.

Namun memasuki tahun 2022, diskon PPnBM untuk mobil baru sudah tidak berlaku.

Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan pasar otomotif nasional menghadapi tantangan, sebab harga mobil kembali ke awal belum lagi sudah dinanti PPnBM berbasis emisi dengan tarif paling rendah buat mobil penumpang konvensional 4×2 sebesar 15 persen, atau naik 5 persen dari ketentuan sebelumnya yang praktis mendongkrak harga jual mobil baru.

Dijelaskan Nangoi, kondisi itu akan membuat kaget sejumlah calon konsumen.

“Ya Januari ini untuk harga pasti naik cukup banyak,” kata Nangoi saat dihubungi, Selasa (4/1).

Sebagai contoh, sejumlah mobil Toyota tanpa PPnBM mengalami kenaikan harga mencapai puluhan juta. Misalnya Avanza yang sebelumnya dijual mulai Rp206,2 juta- Rp264,4 juta, naik menjadi Rp228,3 juta- Rp293,4 juta. Selisih kenaikan paling tinggi ada pada varian tertinggi Avanza 1.5 G CVT TSS sebesar Rp29 juta.

Kemudian Raize dari semula Ro202,7 juta- Rp266,8 juta menjadi Rp255,95 juta- Rp297,45 juta.

Namun Toyota bukan satu-satunya merek yang sudah menaikan harga. Daihatsu juga mengaku telah melakukan hal yang sama. Sementara Honda dan Mitsubishi belum melakukan penyesuaian terhadap harga mobilnya.

Nangoi memprediksi, dengan dibebankannya konsumen di tengah situasi pandemi covid-19, bukan tidak mungkin menurunkan minat beli konsumen terhadap mobil baru.

Minta PPnBM dilanjutkan di 2022

Gaikindo sebagai asosiasi yang membawahi puluhan merek mobil di Tanah Air tentu mendukung aturan PPnBM 0 persen diperpanjang hingga tahun ini.

Menurut Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara, relaksasi PPnBM hingga 100 persen meningkatkan utilisasi dari industri otomotif.

Semula kebijakan ini diprediksi sebagian pihak membuat pemerintah berpotensi kehilangan pemasukan sebesar Rp2 triliun selama tiga bulan. Namun Kukuh menjelaskan yang terjadi justru pemasukan pemerintah lebih besar.

Relaksasi PPnBM diakui terbukti meningkatkan industri otomotif nasinal, pekerjaan otomotif juga masih bisa beraktivitas selama pandemi covid-19.

“Ini yang sebetulnya kebijakan ini tepat guna dan bermanfaat,” ucap kukuh.

Gaikindo merekam kenaikan penjualan yang cukup signifikan pada 2021 jika dibanding 2020 atau tahun pertama pandemi Covid-19.

Data wholesales atau distribusi dari pabrik ke dealer Januari-November 2021 mengalami kenaikan 66,5 persen menjadi 790.524 unit, sedangkan sebelumnya atau periode yang sama 2020 cuma 474.900 unit.

Lalu retail atau dari dealer ke konsumen periode yang sama naik 49,5 persen menjadi 761.861 unit, sementara 2020 hanya 509.623 unit.

Menurut Kukuh, sejumlah Agen Pemegang Merek (APM) juga memiliki keinginan yang sama yaitu kebijakan diskon PPnBM untuk produk otomotif dapat kembali dilanjutkan

Kondisi ini terbukti ketika Honda dan Mitsubishi belum melakukan penyesuaian harga pada Januari 2022 karena masih menunggu kelanjutan aturan insentif baru.

Berbeda dengan Toyota Indonesia yang lebih memilih menaikkan harga jual mobil baru sejak awal 2022. Di satu sisi ia berharap relaksasi PPnBM mobil baru tetap bergulir tahun ini.

Direktur Pemasaran Toyota-Astra Motor Anton Jimmi menjelaskan di situasi belum menentu akibat covid-19, pemerintah harus memiliki pandangan khusus pada industri otomotif setelah sebelumnya terbantu dengan kebijakan relaksasi PPnBM.

“Melihat pandemi yang mungkin masih berlanjut, atau mungkin varian baru saya rasa bisa jadi pertimbangan pemerintah juga support ekonomi,” tutur Direktur Pemasaran Toyota-Astra Motor Anton Jimmi.

Target penjualan otomotif 2022

Gaikindo optimistis penjualan mobil nasional akan naik dari pencapaian 2021 menjadi 900 ribu unit. Angka itu juga naik 22 persen dari target 2021 750 ribu unit. Target yang ditetapkan tersebut tentunya sangat mudah dicapai dengan pemberian insentif kendaraan bermotor

“Dan dari kondisi ini diproyeksi 2022 itu kami ingin lebih, tapi dengan berbagai asumsi dan pertimbangan bisa mencapai 900 ribu unit,” pungkas Kukuh.