Kamis, 03 Desember 2020 / 19.36 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20201203174951-78-577694/pandemi-jadi-berkah-buat-lapak-asuransi-digital

Jakarta, CNN Indonesia — Pandemi covid-19 membawa ‘berkah’ bagi penjualan asuransi, khususnya lewat digital yang dikenal dengan insurance technology (insurtech).

CEO dan Founder PasarPolis Cleosent Randing mengatakan penjualan asuransi lewat platform digital tengah naik daun (booming) seiring dengan melonjaknya penjualan e-commerce.

Randing menyebut pihaknya menikmati pertumbuhan penjualan polis mencapai 80 kali lipat sepanjang 2020 dibandingkan 2018. Khusus untuk 2019, ia bilang perusahaan mampu menjual sebanyak 650 juta polis sepanjang tahun.

Per bulannya, Randing bilang PasarPolis mendapatkan lebih dari 4 juta pelanggan baru, data diambil untuk periode Juni 2020. Dalam sebulan, ia mengaku mampu menjual 70 juta polis.

Dia menyebut insurtech laris manis karena terjadi perpindahan dari penjualan fisik ke daring secara besar-besaran akibat pandemi.

Sejak Juni 2020 hingga sekarang, ia mencatat sebanyak 40 ribu agen atau penjual di lapak online terdaftar menggunakan jasanya.

“Ini merupakan tahun yang unik, memberi peluang bagi insurtech, unik karena didorong oleh pandemi covid-19 yang benar-benar mengakselerasi digitalisasi di berbagai sektor,” katanya pada media briefing, Kamis (3/12).

Randing menilai belum banyak pelaku yang sudah masuk ke dalam bisnis insurtech di Indonesia meski potensinya sangat besar.

Ini bercermin dari data yang menunjukkan bahwa 90 persen dari konsumen PasarPolis merupakan pembeli pertama (first-time buyer).

Lalu, 40 persen pemilik polis merupakan pekerja sektor informal seperti pengemudi ojek online, kurir pengiriman, dan pedagang UMKM daring.

Melihat besarnya potensi insurtech di tanah air, PasarPolis mendapat suntikan dana pada September lalu sebesar US$54 juta atau setara Rp761,4 miliar (kurs Rp14.100).

Adapun investor yang menyuntikkan dana antara lain investor finansial global LeapFrog Investments dan SBI Investment. Lalu, perusahaan modal ventura Intudo Ventures dan AlphaJWC, serta perusahaan elektronik Xiaomi.