Indonesia diyakini sudah memasuki masa-masa pemulihan pasca hantaman pandemi Covid-19. Kebijakan pemerintah untuk menurunkan level pembatasan kegiatan masyarakat mengindikasikan bahwa kondisi sedikit demi sedikit mulai terkendali.

Tetapi, dari lini perekonomian Indonesia masih dalam tahap merangkak naik menuju posisi stabil. Pada masa-masa ketika pandemi berlangsung, perekonomian termasuk salah satu yang paling habis dihantam gelombang varian-varian baru pandemi Covid-19.

Dalam masa pemulihan ini, perekonomian Indonesia dikebut segera mencapai tingkat kestabilannya. Hal ini diperlukan sebab dalam pelaksanaannya, membaiknya perekonomian negara bakal memberi dampak yang besar bagi perekonomian di masyarakat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam wawancara di podcast Sekretariat Kabinet menyebut bahwa kestabilan ekonomi negara adalah buah kerja sama seluruh warga negara Indonesia. Negara dan masyarakat memiliki semacam perjanjian tak tertulis mengenai kebutuhan dan kewajiban masing-masing.

Menkeu Tegaskan Pajak Tidak Untuk Semua, Tetapi Untuk Yang Berpenghasilan

Dalam acara tersebut, Menkeu Sri Mulyani menyebut bahwa memang ada kontrak yang menghubungkan antara negara dan masyarakat yang membutuhkan uang. Kebutuhan yang diminta masyarakat sejalan dengan kewajiban masyarakat membayar pajak.

Selanjutnya, Menkeu Sri menyebut bahwa Kementerian yang ia pimpin saat ini gencar mempromosikan tagar #UangKita. Tagar ini diciptakan untuk menciptakan kesadaran kewajiban pajak yang siklusnya tidak dari atas ke bawah tetapi terus berputar memenuhi kebutuhan dan hajat hidup masyarakat.

Beliau juga menegaskan bahwa kewajiban menyetor pajak tidak menyasar untuk seluruh warga negara Indonesia. Kewajiban ini menargetkan pada wajib pajak yang memiliki penghasilan sesuai yang ditetapkan oleh Undang-Undang.

Bahkan, bagi masyarakat yang tidak mampu, justru negara memberikan sejumlah bantuan. Seperti program-program PKH, Bansos, dan lain sebagainya. Program ini dilandasi untuk membantu seluruh masyarakat yang belum berkecukupan.

Menkeu Sri Mulyani Optimis Masa Pasca Pandemi Picu Perbaikan Ekonomi Masyarakat

Beliau juga menambahkan bahwa saat ini perolehan instrumen APBN mengalami kondisi yang positif. Menkeu Sri memaparkan bahwa dalam semester 1 ini, terjadi surplus APBN yang merupakan imbas dari membaiknya belanja masyarakat.

Penjelasan selanjutnya adalah bahwa ada harapan dari pulihnya perekonomian dan daya beli masyarakat maka sudah barang tentu bakal meningkatkan potensi pajak yang diterima. Hal ini akan membuat perekonomian bakal berjalan ke arah yang positif.

Di akhir podcast, Menkeu Sri Mulyani menjelaskan bahwa jajarannya di Kementerian Keuangan saat ini sedang berupaya keras untuk terus meningkatkan perekonomian negara. Baginya, pajak yang dipungut adalah bentuk kerjasama atau gotong royong yang baik untuk negara.

Apalagi, dalam beberapa hari sebelumnya, Presiden Jokowi menyebut bahwa pada tahun depan dunia akan menuju masa-masa gelap. Maka dari itu, perlu adanya persiapan yang baik menuju kesulitan-kesulitan di masa mendatang.