Rabu, 13 Oktober 2021 / 07:27 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211012161556-92-706734/mendag-klaim-fasilitasi-umkm-digital-tak-hanya-unicorn

Jakarta, CNN Indonesia — Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengklaim pemerintah juga memfasilitasi investasi dan bisnis perusahaan skala kecil yang bergerak di sektor ekonomi digital. Artinya, bukan cuma perusahaan besar atau bahkan yang berstatus unicorn dengan valuasi mencapai US$1 miliar yang akan dilayani.

“Pemerintah juga tidak hanya memfasilitasi pertumbuhan unicorn, namun akan memastikan bahwa investasi dan inovasi juga terjadi pada perusahaan yang skalanya lebih kecil,” ungkap Lutfi di acara Gambir Trade Talk, Selasa (12/10).

Lutfi mengatakan fasilitas tersebut akan diberikan agar kehadiran para perusahaan yang bergerak di sektor ekonomi digital memberi dampak bagi masyarakat sekaligus perekonomian Indonesia. Apalagi, ia mencatat sektor ini punya potensi ekonomi yang besar.

Menurut data yang dikantonginya, nilai ekonomi digital di Indonesia saat ini sekitar Rp632 triliun. Namun, nilainya akan tumbuh hampir delapan kali lipat menjadi Rp4.531 triliun pada 2030.

Dari potensi ini, sekitar Rp1.908 triliun atau 33 persen dari total akan diisi oleh perdagangan elektronik alias e-commerce. Sementara sektor kelogistikan bakal menyumbang sekitar Rp763 triliun atau 13 persennya.

Sisanya, diperkirakan berasal dari online travel mencapai Rp575 triliun atau 10 persen. Lalu juga dari jasa perusahaan sekitar Rp529 triliun atau 9 persen dari total.

Bila proyeksi ini tepat, maka produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan ikut terkerek dari sumbangan sektor ekonomi digital. Proyeksinya, PDB nasional bakal naik 1,5 kali lipat dari sekitar Rp15.400 triliun menjadi Rp24 ribu triliun.

“Potensi ekonomi digital Indonesia ini sangat besar dan jauh melebihi negara-negara lain di kawasan ASEAN,” imbuhnya.

Untuk itu, sambung Lutfi, pemerintah mulai memetakan langkah transformasi ekonomi digital tanah air ke depan. Hal ini akan tertuang dalam cetak biru ekonomi digital Indonesia.

Dalam cetak biru tersebut, pemerintah akan fokus pada tigal hal, yaitu sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, dan ekosistem inovasi, regulasi, dan kebijakan.

Lutfi menjelaskan transformasi SDM perlu dilakukan karena Indonesia saat ini menempati peringkat ke-56 dari 63 negara di MD World Digital Competitiveness Ranking pada 2020.

“Kita perlu meningkatkan jumlah talenta digital di instansi pemerintah, pelaku usaha, kalangan akademisi hingga masyarakat umum,” ujarnya.

Sementara transformasi infrastruktur dilakukan karena infrastruktur teknologi informasi di tanah air masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain. Tantangan lain, pemerintah harus membangun infrastruktur yang tidak hanya berpusat di kota besar, tapi juga pelosok nusantara.

Sedangkan ekosistem inovasi, regulasi, dan kebijakan perlu ditingkatkan karena selama ini juga masih kalah dari negara lain. Pemerintah juga ingin hal ini bisa menghasilkan bisnis yang adil dan inklusif bagi pelaku usaha.