Jumat, 26 Maret 2021 / 07:33 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210326072713-85-622291/lockdown-di-eropa-bikin-harga-minyak-terjun-bebas

Jakarta, CNN Indonesia — Harga minyak mentah terjun bebas mencapai 4 persen per barel pada perdagangan Kamis (25/3), setelah melonjak sekitar 6 persen pada perdagangan sebelumnya. Harga minyak anjlok dipicu oleh penguncian wilayah (lockdown) di beberapa negara di Eropa akibat kenaikan kasus virus corona.

Mengutip Antara, Jumat (26/3), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei merosot US$2,46 atau 3,8 persen menjadi US$61,9 per barel.

Sedangkan, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melemah US$2,62 atau 4,3 persen menjadi US$58,56 per barel.

Sejumlah negara di Eropa kembali melakukan lockdown untuk menahan penyebaran virus corona, mulai dari Jerman, Prancis, dan Italia. Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran di pasar terhadap penurunan permintaan minyak di wilayah terkait.

“Jerman, Italia, dan wilayah lain di zona euro mengalami kemunduran (pemulihan ekonomi) sehingga merusak permintaan minyak,” tutur Analis Mizuho di New York Bob Yawger.

Selain Eropa, sebagian wilayah India bagian barat juga memerintahkan orang-orang menetap di rumah karena penularan pandemi covid-19 mencapai level tertinggi dalam lima bulan terakhir.

Sedangkan di AS, para ahli kesehatan khawatir liburan musim semi akan memacu peningkatan kasus covid-19, meskipun distribusi vaksin di AS lebih cepat daripada beberapa negara.

Padahal sebelumnya, harga minyak melambung mencapai 6 persen akibat salah satu kapal kontainer terbesar MV Ever Given kandas di Terusan Suez. Sampai saat ini, kapal tersebut belum berhasil di pindahkan.

ar tampak mengabaikan kendala tersebut karena hanya sebagian kecil dari minyak mentah dunia yang dikirim melalui Terusan Suez.

Sementara itu, kenaikan dolar AS juga membebani harga minyak. Dolar AS mencapai level tertinggi selama empat bulan terakhir terhadap euro karena perkembangan pandemi covid-19 di AS lebih baik ketimbang Eropa.

Di sisi lain, Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak dan sekutunya, OPEC+ dijadwalkan akan bertemu pada 1 April mendatang. Sebuah sumber menyatakan kelompok tersebut menolak meningkatkan pasokan karena kekhawatiran akan kenaikan kasus covid-19.

Pasar juga tertekan karena produsen-produsen kesulitan menjual ke Asia, terutama China. Pembeli Asia malah mengambil minyak yang lebih murah dari penyimpanan mereka.