Senin, 04 Januari 2021 / 19:00 WIB

https://www.liputan6.com/bisnis/read/4448832/kbumn-pgn-tak-akan-rugi-meski-terkena-sengketa-pajak-rp-306-triliun

Liputan6.com, Jakarta – Akibat kekalahan sengketa pajak senilai Rp 3,06 triliun, harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) (PGAS) Auto Reject Bawah (ARB) di hari pertama perdagangan bursa tahun 2021.

Di menit awal perdagangan sesi I Senin (4/1), harga saham PGN anjlok ke posisi Rp 1.540 per saham, alias turun 6,95 persen dari penutupan akhir tahun lalu.

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menjelaskan, sengketa ini bermula pada kasus pajak 2012 silam. Dimana saat peninjauan kembali di Mahkamah Agung, PGN telah dinyatakan menang.

“Sebelumnya sudah ada juga peraturan keluar dari direktur peraturan pajak bahwa objek pajak tersebut yang dipermasalahkan tersebut sebenarnya bukan lah objek pajak, ini sudah mereka akui sekitar 2014-2017,” ujar Arya dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Senin (4/1/2021).

Untuk itu, Kementerian BUMN akan membicarakan hal ini dengan Kementerian Keuangan. Selanjutnya, Kementerian BUMN akan meminta PGN untuk melakukan langkah hukum berkelanjutan.

“Kami akan minta untuk PGN melakukan langkah-langkah hukum. Langkah ini misalnya melakukan langkah hukum PK 2 namanya, itu memungkinan karena sudah diakui bahwa ini bukan objek pajak,” kata Arya.

Menurutnya, hal ini bisa dilakukan karena selama ini PGN tidak mengutip pajak terhadap konsumen yang membeli gas tersebut. Sehingga ini bukan merupakan objek pajak.

“Kalau misalnya PGN itu mengutip pajak dari konsumennya, tidak membayar kepada negara untuk pajaknya, mungkin PGN-nya salah. Tapi ini karena memang bukan objek pajak. Sehingga PGN tidak mengutip pajak. Jadi ini bukan soal bayar pajak, tapi soal apakah objek tersebut objek pajak atau bukan,” jelas dia.

Lebih lanjut, Arya optimis PGN tidak akan merugi atas kasus ini. Sebab ia yakin Kementerian Keuangan juga akan memberi dukungan untuk penyelesaian sengketa pajak ini.