15 Jul 2022, 09:20 WIB
https://www.liputan6.com/bisnis/read/5014392/indonesia-anggota-fatf-pelaku-pencucian-uang-spesialis-pemilu-bakal-gigit-jari
Liputan6.com, Jakarta Indonesia sedang menjajaki penilaian untuk menjadi anggota penuh Financial Action Task Force (FATF). Namun, ada sedikit tantangan dalam implementasinya kedepan.
Direktur Eksekutif Center of Economy and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkap tantangan tersebut. Menurutnya proses ratifikasi aturan nantinya akan membutuhkan waktu.
“Ratifikasi aturan di level legislatif hingga kementerian lembaga yang butuh waktu. Tapi itu wajar asalkan ada komitmen dari presiden dan menteri keuangan dan menkopolhukam untuk mendorong berbagai ratifikasi aturan FATF,” kata dia kepada Liputan6.com, Kamis (14/7/2022).
Dari sisi proses menuju anggota penuh, ia memandang saat ini adalah waktu yang tepat. Pasalnya, momennya mendekati dengan pemilihan umum (pemilu) yang dinilai rawan terhadap tindak pidana pencucian uang (TPPU).
“Justru momentum nya mendekati pemilu 2024 dimana money politic dan pencucian uang diperkirakan cukup marak maka keanggotaan tetap Indonesia di FATF harus direalisasikan segera,” ujarnya.
Terpisah, Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Nailul Huda melihat peluang indonesia dalam menangani TPPU akan semakin lengkap. Artinya, Indonesia bisa turut serta dalam pembahasan standar penanganan kasus.
“Terlebih di era digital ini yang saya rasa masuknya Indonesia ke FATF akan memberikan insight baru bagi K/L terkait di dalam negeri,” katanya.
Di sektor bisnis, perusahaan dalam negeri juga dosebut akan lebuh dipercaya oleh perusahaan global. Ini dinilai akan membawa dampak positif yang lebih baik.
“Selain itu, perusahaan dalam negeri juga bisa lebih diterima oleh perusahaan global yang memang sudah menetapkan standar tertentu bagi kerjasama antar instansi/perusahaan,” ujarnya.