Kamis, 03 Juni 2021 / 06:12 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210603060629-92-649713/ihsg-diramal-berotot-ditopang-data-pmi-dan-inflasi

Jakarta, CNN Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kembali bertenaga pada perdagangan hari ini, Kamis (3/6). Penguatan ditopang rilis data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia dan inflasi yang melebihi konsensus pasar.

“IHSG menguat cukup signifikan didorong penguatan bursa saham secara global serta data ekonomi antara lain data manufaktur dan data inflasi per Mei 2021 yang sedikit lebih baik dibanding konsensus,” ujarnya dalam riset resmi.

Tercatat, PMI Manufaktur berada di level 55,3 naik dari sebelumnya 54,6 di April 2021. Ini menandakan ekspansi produksi di sektor industri sekaligus memecahkan rekor baru lagi dalam tiga bulan berturut-turut.

Sementara, inflasi sebesar 0,32 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Mei 2021. Inflasi secara tahunan (year-on-year/yoy) tercatat sebesar 1,68 persen.

Secara teknikal, kata dia, ada potensi penguatan (uptrend) jangka pendek. Pasar juga diwarnai optimisme di tengah periode pembagian dividen oleh emiten.

“Investor akan berfokus pada saham yang akan membagikan dividen dalam jangka waktu dekat,” imbuhnya.

Ia memperkirakan IHSG melaju di rentang support 5.977-6.004 dan resistance 6.044-6.057. Sejumlah saham yang menjadi rekomendasi Dennies antara lain saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), dan PT Medco Energi International Tbk (MEDC).

Sebaliknya, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memprediksi IHSG mengalami koreksi. Pasalnya, kenaikan indeks saham sudah terbatas.

Prediksinya, IHSG bergerak di bawah level support 5.913 dan resistance 6.123.

“Hari ini IHSG berpotensi mengalami koreksi wajar,” ucapnya.

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Rabu (2/6). Indeks berada di level 6.031, naik 84,11 poin atau 1,41 persen.

Data RTI Infokom menunjukkan investor melakukan transaksi sebesar Rp14,78 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 20,58 miliar saham. Pelaku pasar asing mencatatkan beli bersih atau net buy di seluruh pasar sebesar Rp507,43 miliar.