Kamis, 17 September 2020 / 17:05 WIB

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5177187/termasuk-selandia-ini-30-negara-yang-masuk-jurang-resesi?single=1

Jakarta – Pandemi virus Corona (COVID-19) sudah menyeret puluhan negara ke jurang resesi. Wabah yang menghambat pergerakan manusia ini telah meluluhlantakkan sendi-sendi perekonomian.

Negara yang baru saja mengumumkan resesi adalah Selandia Baru. Produk Domestik Bruto (PDB) terkontraksi 12,4% secara year-on-year (yoy). Sementara secara kuartalan terkontraksi 12,2%. The Reserve Bank of New Zealand memperkirakan penurunan ekonomi secara kuartalan dan tahunan sebesar 14%. Dengan begitu, maka 30 negara sudah masuk ke jurang resesi. Berikut daftarnya:

  1. Amerika Serikat

Perekonomian negeri Paman Sam mengalami kontraksi hingga 32,9% pada periode April- Juni. Kontraksi ini jauh lebih tajam dari kuartal I yang tercatat -5%.

Hal ini berdasarkan laporan dari Departemen Perdagangan AS yang baru dirilis 30 Juli lalu. Kontraksi tajam terjadi dalam konsumsi, ekspor, hingga investasi dan pengeluaran pemerintah.

Meski begitu di basis tahunan (YoY), ekonomi AS di kuartal II -9,5%. Di kuartal I, ekonomi AS masih positif 0,3%.

  1. Prancis

Prancis resmi resesi setelah ekonomi di kuartal II tercatat -19% (YoY). Sebelumnya ekonomi Prancis sudah menyusut menjadi minus 5,7% di kuartal I.

Bila dibandingkan secara kuartalan, ekonomi kuartal II minus 13,8%, sedangkan kuartal I minus 5,9%. Dalam basis ini kontraksi sudah terlihat sejak kuartal akhir 2019, di mana ekonominya -0,2%.

  1. Italia

Negara yang melakukan lockdown secara total ini ekonominya melambat dua kuartal secara berturut-turut. Di kuartal II ekonomi negeri Pizza minus 17,3% (yoy), sementara di kuartal I ekonominya -5,5%.

Secara perbandingan kuartalan ekonomi Italia sudah minus 12,4% di kuartal II dan minus 5,4 di kuartal I. Pada kuartal akhir 2019, ekonomi Italia juga sudah minus 0,2%.

  1. Spanyol

Senasib dengan Italia, ekonomi Spanyol juga terjun ke jurang resesi. Secara kuartal, ekonomi negeri matador ini minus 18,5% di kuartal II. Sebelumnya ekonomi mereka sudah minus 5,2% di kuartal I.

  1. Inggris

Kantor Statistik Nasional Inggris menyebutkan dalam basis tahunan (YoY), ekonomi berkontraksi atau minus 21,7% di kuartal II. Hal ini jadi catatan pertumbuhan terburuk sejak 2009 di Inggris.

Sebelumnya di basis yang sama pada kuartal I-2020, ekonomi Inggris minus 1,7%. Sedangkan dalam basis kuartalan juga minus 20,4%, sementara di kuartal I minus 2,2%.

  1. Polandia

Polandia mengalami resesi teknikal. Kejadian ini menjadi yang pertama sejak akhir era komunis. Lebih dari tiga dekade lalu.

Menurut data yang diterbitkan kantor Statistik Polandia, aturan lockdown menjadi penyebab Polandia mengalami resesi teknikal. Perekonomian Polandia menyusut 8,9% di kuartal II-2020 dalam basis kuartalan. Sebelumnya di kuartal I-2020, ekonomi minus 0,4%.

Di basis tahunan (yoy) ekonomi Polandia di kuartal II-2020 minus 8,2%, padahal sebelumnya ekonomi tumbuh 2% di kuartal I-2020.

  1. Jerman

Jerman mengalami kontraksi atau minus 2% secara tahunan pada kuartal I tahun ini. Kontraksi berlanjut di kuartal II, di mana ekonomi minus 10,1%.

Di basis tahunan (yoy) ekonomi minus 11,7 di kuartal II. Sementara di kuartal I, ekonomi minus 2,3%.

Ini merupakan kontraksi paling dalam yang dialami Jerman sejak pencatatan ekonomi secara kuartalan yang dimulai pada 1970.

  1. Korea Selatan

Korea Selatan masuk jurang resesi setelah Bank Sentral Korea (BOK) menyebut ekonomi kembali negatif di kuartal II-2020, di mana tercatat ekonomi minus 3,3%. Sebelumnya di kuartal-I, ekonomi sudah minus 1,3%.

Ekspor barang dan jasa yang jadi tumpuan negeri Ginseng anjlok 16,6%, terburuk sejak kuartal terakhir 1963. Dalam basis tahunan (yoy), ekonomi negara ini di kuartal-II minus 2,9% dari periode yang sama tahun lalu. Tapi, di kuartal-I, ekonomi tumbuh 1,4%.

  1. Hong Kong

Ekonomi Hong Kong di kuartal II minus 9%. Di basis kuartalan, ekonomi minus 0,1% di kuartal II-2020.

Ini adalah kontraksi empat kuartal berturut-turut untuk negara tersebut. Aktivitas ekonomi sudah menyusut sejak pertengahan 2019, saat protes besar-besaran massa anti-China terjadi selama berbulan-bulan.

  1. Malaysia

Malaysia juga mengalami resesi teknikal. Dikutip dari Trading Economics, ekonomi negeri Jiran tercatat minus 6,5% pada kuartal II-2020. Di kuartal I, ekonomi Malaysia sudah minus 2%.

Permintaan eksternal masih berkontribusi negatif ke PDB Malaysia. Ekspor dan impor turun tajam. Di sisi lain jasa produksi, sektor jasa dan manufaktur mengalami kontraksi. Pertambangan dan konstruksi juga turun.

“Ini lebih besar dari Korea Selatan, Vietnam, dan juga kalau kita lihat China. Kita masih bisa tetap bersyukur, ekonomi kita tidak terlalu buruk dibandingkan negara lain,” kata dia.

“Ini semua adalah kita pada saat ini melakukan sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan bagaimana (mempersiapkan) kebijakan preventif. Sehingga kita tidak berdampak lebih dalam lagi, dan bahkan kita sudah berupaya bagaimana bangkit lebih cepat,” ungkapnya.

  1. Singapura

Secara basis kuartalan, ekonomi Singapura mengalami kontraksi sebesar minus 42,9% pada kuartal II-2020. Secara tahunan (YoY), ekonomi menyusut 13,2% pada kuartal II.

Singapura merevisi perkiraan pertumbuhan ekonominya untuk 2020 menjadi kontraksi antara minus 5% sampai 7%.

  1. Filipina

Ekonomi Filipina masuk jurang resesi pertama dalam 29 tahun terakhir. Secara tahunan, PDB Filipina -16,6% di kuartal II-2020. Sebelumnya di kuartal I-2020, secara tahunan ekonomi juga sudah minus 0,7%.

Secara kuartalan (QtQ), ekonomi Filipina di April hingga Juni juga -15,2%. Di kuartal I dalam basis yang sama, ekonominya juga minus 5,1%.

  1. Thailand

Ekonomi Thailand menunjukkan penurunan yang luar biasa sepanjang kuartal II-2020. Pandemi Corona menghantam keras sektor pariwisata, ekspor, dan aktivitas ekonomi dalam negeri.

Pada kuartal II-2020, ekonomi Thailand tercatat minus 12,2% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya (yoy).

Pemerintah Thailand memprediksi ekonomi negaranya di tahun ini bakal minus 7,3-7,8%. Lebih parah dari proyeksi sebelumnya yaitu minus 5-6%.

  1. Jepang

Perekonomian Jepang juga tak lepas dari resesi. Ekonomi negara ini sudah menyusut 27,8% di kuartal I-2020 secara tahunan.

Pada kuartal II-2020, ekonomi Jepang terkontraksi hingga minus 7,82% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jauh lebih dalam ketimbang kontraksi pada kuartal sebelumnya yaitu -0,62%.

Sedangkan secara kuartalan yang disetahunkan (annualized), ekonomi Jepang menyusut -27,8%. Ini menjadi kontraksi paling dalam sepanjang sejarah modern Jepang.

Ekonomi Negeri Sakura sudah berada di teritori negatif sejak kuartal IV-2019. Jadi Jepang bukan hanya resesi, tetapi tenggelam dalam resesi.

  1. Kanada

Kanada mengalami resesi pasca pertumbuhan ekonomi pada kuartal II negatif 11,5%. Alhasil, Kanada resmi masuk ke dalam daftar negara maju atau G7 yang mengalami resesi.

Seperti diberitakan CNN, pada Jumat (28/8/2020) Kanada bergabung dengan Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat yang melaporkan bahwa ekonominya menyusut secara dramatis pada paruh pertama tahun 2020 karena pandemi.

Output ekonomi Kanada menyusut sebesar 11,5% antara April dan Juni, menjadi penurunan paling tajam dalam rekor sejak 1961.

  1. Brasil

Brasil secara resmi memasuki resesi. Mengutip Financial Times, Rabu (2/9/2020), berdasarkan laporan Institut Geografi dan Statistik Brasil, produk domestik bruto (PDB) negara tersebut -9,7% pada kuartal II dibandingkan kuartal sebelumnya. Sementara dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu, PDB kali ini -11,4%.

Hal itu merupakan efek dari terbatasnya kegiatan ekonomi yang telah menghancurkan konsumsi dan investasi dan memicu gelombang kebangkrutan perusahaan.

Rekor penurunan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II ini lebih besar dari total kerugian dalam sembilan resesi yang melanda Brasil dalam 40 tahun terakhir, berdasarkan keterangan para analis.

  1. Afrika Selatan

Afrika Selatan juga sudah mengalami resesi. Dilansir The South African, (Kamis (17/9/2020), pada kuartal I-2020, PDB Afrika Selatan mengalami kontraksi 16%, lalu pada kuartal II-2020 mengalami kontraksi hingga 51%.

Badan Pusat Statistik Afrika Selatan menyebutkan kondisi ini sebagai ‘kuartal pandemi’. Kebijakan lockdown menyebabkan penurunan perekonomian yang tajam selama berbulan-bulan.

  1. Albania

Perekonomian Albania sudah mengalami penurunan yang sangat signifikan selama kuartal I-2020 akibat dampak pandemi Corona. Dilansir Exit News, pada kuartal I-2020, PDB Albania mengalami kontraksi 2,5% yoy. Lalu, di kuartal II-2020 mengalami kontraksi kembali hingga 4,8%.

  1. Angola

Angola sudah mengalami resesi selama 4 tahun berturut-turut. Di tahun 2020, ini, Angola diproyeksi bisa bangkit. Namun, ketika Corona menyerang, negara tersebut kembali tiarap, dan kemungkinan besar gagal ke luar dari resesi. Dilansir Verangola, Ekonom Pieter du Preez memprediksi PDB tahun 2020 akan mengalami kontraksi 9,3%.

  1. Belanda

Belanda telah terjun ke jurang resesi setelah mengalami kontraksi pada pertumbuhan ekonominya selama 2 kuartal berturut-turut. Dilansir Dutch News, ekonomi Belanda mengalami kontraksi 1,7% pada kuartal I-2020 yoy.

Lalu, dilansir Reuters, ekonomi Belanda kembali mengalami kontraksi di kuartal II-2020, yakni sebesar 9,3% yoy.

  1. Belgia

Belgia mengalami kontraksi pada pertumbuhan ekonominya yang cukup dalam sejak kuartal I-2020 akibat pandemi Corona. Dilansir Ink, ekonomi Belgia mengalami kontraksi 3,5% pada kuartal I-2020, dan 14,5% pada kuartal II-2020 yoy.

  1. Finlandia

Finlandia resmi terjun ke jurang resesi setelah mengalami kontraksi pada PDB selama 2 kuartal berturut-turut. Dilansir Reuters, PDB kuartal I-2020 mengalami kontraksi 1,1% yoy. Sementara, PDB kuartal II-2020 -6,4%.

  1. Lithuania

Dilansir Budapest Business Journal, PDB Lithuania mengalami kontraksi 0,2% pada kuartal I-2020 akibat pandemi Corona. Lalu, berdasarkan data Bank of Lithuania, PDB negara tersebut -4,2%.

  1. Makau

Makau negara yang mengalami kontraksi pada PDB-nya yang sangat dalam akibat pandemi Corona. Dilansir Dimsum Daily, PDB kuartal I-2020 -67,8%, dan di kuartal II-2020 -48,7% yoy.

  1. Meksiko

PDB Meksiko sudah mengalami tekanan sejak awal 2020. Dilansir S&P Global, Badan Statistik INEGI mencatat PDB kuartal I-2020 -2,4%. Lalu, dilansir Reuters, PDB Meksiko kuartal II-2020 mengalami kontraksi hingga 18,9% yoy.

  1. Peru

Peru, negara yang merupakan produsen logam merah terbesar kedua di dunia tengah berjuang memerangi Corona. Pandemi itu telah menyeret Peru ke jurang resesi, dengan kontraksi pada PDB selama 2 kuartal berturut-turut.

Dilansir Reuters, PDB kuartal I mengalami kontraksi 3,5%, dan di kuartal II-2020 mengalami kontraksi 30,2% yoy.

  1. Portugal

Pandemi Corona turut menjatuhkan Portugal hingga ke jurang resesi. Dilansir Jornal Economico, pertumbuhan ekonomi Portugal di kuartal I-2020 mengalami kontraksi 2,4% yoy. Lalu, dilansir Reuters, PDB Portugal mengalami kontraksi hingga 14,1% yoy.

  1. Republik Ceska

Dilansir Ing, ekonomi Republik Ceska minus 2,2% pada kuartal I-2020, dan minus 10,7% pada kuartal II-2020 jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019. Kontraksi ekonomi ini disebabkan oleh penurunan investasi yang cukup dalam, juga penurunan konsumsi dan ekspor. Sementara, konsumsi pemerintah merupakan indikator pertumbuhan ekonomi yang cukup besar.

  1. Slovakia

Pandemi virus Corona menyebabkan perekonomian negara tersebut juga tertekan sangat dalam. Dilansir Business Insider, PDB Slovakia -3,8% pada kuartal I-2020, dan -12,1% pada kuartal II-2020 jika dibandingkan dengan tahun 2019.

  1. Selandia Baru

PDB Selandia Baru terkontraksi 12,4% secara year-on-year (yoy). Sementara secara kuartalan terkontraksi 12,2%. The Reserve Bank of New Zealand memperkirakan penurunan ekonomi secara kuartalan dan tahunan sebesar 14%.

Rendahnya pertumbuhan ekonomi Selandia Baru disebabkan keputusan lockdown yang ketat pada April dan Mei. Keputusan itu membuat semua orang tinggal di rumah dan kegiatan bisnis banyak yang tutup.

Mengutip Reuters, Kamis (17/9/2020) data pertumbuhan ekonomi Selandia Baru resmi resesi karena sudah dua kuartal berturut-turut terkontraksi atau tumbuh negatif. Pasalnya pertumbuhan ekonomi di Maret terkontraksi 1,6%.