Rabu, 20 Oktober 2021 / 06:00 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211019132302-92-709647/parlemen-sebut-amazon-berpotensi-bohong-soal-praktik-bisnis

Jakarta, CNN Indonesia — Sekelompok anggota parlemen bipartisan mencium kemungkinan e-commerce Amazon melakukan kebohongan tentang praktik bisnis kepada Kongres. Anggota parlemen mengaku telah memberikan peringatan kepada para eksekutif, termasuk pendiri Amazon Jeff Bezos.

Anggota parlemen meragukan kesaksian eksekutif senior Amazon terkait cara perusahaan menggunakan pengaruhnya yang luas untuk merek mereka sendiri.

“Paling-paling, pelaporan ini menegaskan bahwa perwakilan Amazon menyesatkan komite. Paling buruk itu menunjukkan bahwa mereka mungkin telah berbohong kepada Kongres dan kemungkinan melanggar hukum pidana federal,” tulis anggota parlemen dalam surat kepada CEO Amazon Andy Jassy, dilansir dari CNN.com, Selasa (19/10).

Surat itu pertama kali dilaporkan oleh The Wall Street Journal dan ditandatangani oleh Partai Demokrat, khususnya Pramila Jaypal, David Cicilline, dan Jerrold Nadler. Lalu, surat itu juga diteken Partai Republik. Pihak yang mewakili adalah Ken Buck dan Matt Gaetz.

Para anggota parlemen akan memberikan Amazon kesempatan terakhir untuk memberikan bukti yang meringankan dan menguatkan kesaksian atau pernyataan Amazon sebelumnya kepada komite.

Sebelumnya, Eksekutif Amazon telah memberitahu anggota parlemen bahwa perusahaan tak menggunakan data dari penjual pihak ketiga individu untuk menginformasikan pengembangan produk merek pribadinya sendiri.

“Kami sangat menganjurkan anda untuk menggunakan kesempatan ini untuk memperbaiki catatan dan memberikan komite tanggapan jujur dan akurat,” tulis surat itu.

Surat itu mengutip kesaksian yang diberikan Bezos pada 2019 dan 2020 lalu. Lalu, surat tersebut juga berisi kesaksian Penasihat Umum Asosiasi Nate Sutton, pernyataan tertulis dari Penasihat Umum David Zapolski, dan Wakil Presiden Kebijakan Publik Brian Huseman.

Sementara, Amazon membela kesaksian eksekutifnya kepada kongres. Hal ini tertera dalam sebuah pernyataan.

“Amazon dan para eksekutifnya tidak menyesatkan komite, dan kami membantah dan berusaha memperbaiki catatan pada artikel media yang tidak akurat tersebut,” ujar Juru Bicara Amazon.

Anggota parlemen, kata dia, merujuk pada penyelidikan Reuters yang menggunakan kumpulan dokumen internal Amazon untuk menunjukkan bagaimana perusahaan menjalankan kampanye sistematis untuk menciptakan tiruan dan membantu lini produknya sendiri di India.

Laporan itu menemukan merek pribadi Amazon di India mengeksploitasi data internal untuk menyalin produk yang dijual oleh perusahaan lain. Lalu, menawarkannya di platform Amazon.

Amazon menegaskan bahwa laporan Reuters tidak benar dan tak berdasar. Perusahaan juga mengaku tidak memberikan perlakuan istimewa kepada penjual yang memasarkan produknya di situs Amazon.

Tekanan dari anggota sub komite anti monopoli DPR datang beberapa hari setelah Senator Elizabeth Warren menggandakan seruannya agar Amazon dibubarkan.