Jumat, 07 Mei 2021 / 09:30 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210506180727-92-639617/omzet-umkm-disebut-pulih-ke-masa-sebelum-pandemi-covid-19

Jakarta, CNN Indonesia — PT BRI (Persero) Tbk mengungkap omzet pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mulai pulih ke level sebelum pandemi covid-19. Informasi tersebut berdasarkan sejumlah temuan di lapangan dari para debitur Bank BRI.

“Saya tanya beberapa pelaku usaha mikro omzet sudah menuju 70 persen dari kondisi pre-covid-19, mudah-mudahan ini akan berlangsung terus,” ujar Direktur Bisnis Mikro BRI Supari dalam acara UMKM Milenial Summit 2021, Kamis (6/5).

Temuan itu, sejalan dengan sejumlah survei yang digelar oleh BRI mengenai Indeks Aktivitas Bisnis (IAB), Indeks Sentimen Bisnis (ISB), dan Indeks Kepercayaan Pelaku UMKM kepada Pemerintah (IKP).

Detailnya, Indeks Aktivitas Bisnis naik dari 81,5 di kuartal IV 2020 menjadi 93 pada kuartal I 2021. Angka ini menunjukkan bisnis pelaku UMKM mulai meningkat karena penurunan infeksi virus corona dan penyelenggaraan program vaksinasi covid-19.

Lalu, Indeks Sentimen Bisnis bertambah dari 90,2 di kuartal IV 2020 menjadi 115,5 di kuartal I 2021. Angka ini mengindikasikan pelaku UMKM memberikan penilaian yang baik pada kondisi perekonomian Indonesia secara makro.

Terakhir, Indeks Kepercayaan Pelaku UMKM kepada Pemerintah naik dari 136,3 pada kuartal IV 2020 menjadi 139,8 pada kuartal I 2021. Angka ini memperlihatkan pelaku UMKM memberikan penilaian yang baik pada kemampuan pemerintah menjalankan tugas menangani pandemi covid-19.

“Terkonfirmasi betul di lapangan aktivitas pelaku UMKM dan usaha mikro itu rasanya sudah seperti kenormalan baru, sudah terjadi dan bahkan kalau saya rasakan sudah mulai mendekati kondisi pre-covid,” imbuhnya.

Ia berharap kondisi ini terus berjalan, sehingga pembiayaan kepada sektor UMKM juga bisa tumbuh. Pasalnya, kredit kepada UMKM ini terbukti mampu menopang pertumbuhan kredit selama 2020 dan diprediksi masih menopang penyaluran kredit tahun ini.

Kondisi ini tercermin dalam penyaluran kredit di BRI. Ia menuturkan kredit mikro mampu tumbuh positif 14,2 persen sepanjang 2020 lalu, di saat kredit korporasi justru turun 11,92 persen. Secara nasional, kinerja kredit tahun lalu terkontraksi 2,41 persen.

Menurutnya, kekuatan kredit UMKM ini adalah intervensi dari pemerintah baik dari sisi permintaan maupun penawaran nya.

“Demand diintervensi dengan tingkat daya beli masyarakat melalui stimulus bantuan sosial, sedangkan suplai diintervensi melalui program KUR yang disubsidi bunganya, penjaminan kredit, dan sebagainya. Maka, sempurna sudah program intervensi KUR UMKM,” jelasnya.

Ia berharap kondisi ini terus berjalan, sehingga pembiayaan kepada sektor UMKM juga bisa tumbuh. Pasalnya, kredit kepada UMKM ini terbukti mampu menopang pertumbuhan kredit selama 2020 dan diprediksi masih menopang penyaluran kredit tahun ini.

Kondisi ini tercermin dalam penyaluran kredit di BRI. Ia menuturkan kredit mikro mampu tumbuh positif 14,2 persen sepanjang 2020 lalu, di saat kredit korporasi justru turun 11,92 persen. Secara nasional, kinerja kredit tahun lalu terkontraksi 2,41 persen.

Menurutnya, kekuatan kredit UMKM ini adalah intervensi dari pemerintah baik dari sisi permintaan maupun penawaran nya.

“Demand diintervensi dengan tingkat daya beli masyarakat melalui stimulus bantuan sosial, sedangkan suplai diintervensi melalui program KUR yang disubsidi bunganya, penjaminan kredit, dan sebagainya. Maka, sempurna sudah program intervensi KUR UMKM,” jelasnya.