Senin, 24 Januari 2022 / 11:42 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220124105912-532-750364/kepemilikan-asing-atas-surat-berharga-negara-turun-jadi-19-persen

Jakarta, CNN Indonesia — Kementerian Keuangan menyebut pandemi covid-19 mendatangkan berkah terselubung (blessing in disguise). Pasalnya, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman  mengatakan pandemi membuat semakin banyak masyarakat RI tertarik untuk menjadi investor.

Walhasil, kepemilikan asing atas obligasi negara pun terus turun. Dia mencatat sebelum pandemi covid-19 kepemilikan asing terhadap Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 38 persen-39 persen.

Lalu, kepemilikan terus turun menjadi 25 persen pada 2020 dan kembali merosot menjadi 19,3 persen pada akhir 2021.

“Dengan pandemi satu ya blessing in disguise adalah kita bisa menggali investor domestik. Ternyata saat ini proporsi kepemilikan asing turun terus. Tahun lalu bisa turun hanya jadi 25 persen, akhir 2021 turun menjadi hanya 19,3 persen,” jelas dia pada peluncuran ORI021 pada Senin (24/1).

Ia menyebut tren positif mengurangi ketergantungan dan kerentanan akan peran asing itu bermuara pada satu kunci, yaitu memperluas basis investor domestik.

Luky melihat basis investor RI, khususnya investor ritel atau individu, sangat besar. Tak muluk-muluk melihat total populasi hingga ratusan juta, ia menyebut angka Wajib Pajak (WP) pribadi dan pertumbuhan pesat Single Investor Identification (SID) merupakan indikator nyata akan potensi tersebut.

Misalnya ia mencatat WP pribadi saat ini mencapai sekitar 17 juta orang. Ia melihat kolam WP pribadi bisa menjadi calon investor SBN di masa depan.

Sedangkan angka SID saat ini adalah sebesar 7,5 juta, sementara yang pernah membeli SBN baru sekitar 600 ribuan orang saja.

“Di sini kita bisa melihat peluang sangat besar, bagaimana di DJPPR dan mitra distribusi ayo kita garap bagaimana menggali potensi,” ujarnya.