Kamis, 30 September 2021 / 07:45 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210930071735-85-701327/kenaikan-pasokan-di-as-tahan-penguatan-harga-minyak

Jakarta, CNN Indonesia — Harga minyak tergelincir untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Rabu sore waktu AS atau Kamis pagi WIB. Itu terjadi setelah persediaan minyak mentah AS naik lebih banyak dari perkiraan.

Mengutip Antara, Kamis (30/9), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November turun 45 sen ke level US$78,64 per barel, setelah menyentuh US$80 pada Selasa (28/9). Sementara itu, harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) melemah 46 sen ke level US$74,83 per barel.

Persediaan minyak mentah AS naik 4,6 juta barel pekan lalu. Sementara itu produksi AS meningkat menjadi 11,1 juta barel per hari.

Itu melebihi ekspektasi pasar. Kenaikan didorong oleh rebound produksi setelah fasilitas lepas pantai yang ditutup setelah dihantam dua badai Teluk AS kembali melanjutkan aktivitasnya.

“Produksi akan kembali tetapi tidak di tempat yang seharusnya,” kata Phil Flynn, pedagang di Price Futures Group.

Selain itu, harga juga tertekan oleh penguatan dolar AS, yang mencapai level tertinggi satu tahun terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya. Karena minyak ditransaksikan dalam dolar, penguatan mata uang AS membuat komoditas itu lebih mahal di seluruh dunia.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, melonjak 0,61 persen menjadi 94,3392 pada akhir perdagangan Rabu (29/9) menyusul kenaikan 0,41 persen di sesi sebelumnya. Secara historis, harga minyak berbanding terbalik dengan harga dolar AS.

Harga minyak juga mendapat beban dari melemahnya pasar perumahan China dan meningkatnya krisis listrik di negeri tersebut. Itu telah memukul harga minyak.

Pasalnya, China adalah importir minyak terbesar dunia dan konsumen bahan bakar fosil terbesar kedua setelah Amerika Serikat.