Senin, 06 Desember 2021 / 07:25 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211206065407-85-730248/harga-minyak-dunia-kembali-merosot-pekan-lalu

Jakarta, CNN Indonesia — Harga minyak mentah dunia kembali merosot pada pekan lalu. Artinya, penurunan harga terjadi selama enam pekan berturut-turut sejak November 2018.

Tercatat, harga minyak acuan Brent pada akhir perdagangan Jumat, waktu AS, bertengger di posisi US$69,88 per barel atau lebih rendah dari pekan lalu yang masih di kisaran US$72 per barel. Secara harian, harga Brent masih menguat 0,3 persen atau 21 sen.

Pelemahan juga terjadi pada harga minyak mentah West Texas Intermediate ke US$66,26 per barel setelah pekan sebelumnya bertengger di kisaran US$68,15 per barel. Secara harian, harga WTI merosot 0,4 persen.

Secara teknikal, kedua harga acuan berada di wilayah jenuh jual (oversold) untuk hari keenam berturut-turut pertama kalinya sejak September 2020.

Pada awal perdagangan Jumat lalu, harga minyak sempat naik lebih dari US$2 per barel setelah kelompok produsen OPEC+ mengatakan dapat meninjau kebijakannya untuk menaikkan produksi dalam waktu singkat apabila permintaan terhambat penguncian wilayah.

“Banyak tempat yang harus disalahkan atas kemunduran besar dalam energi,” kata Direktur Energi Berjangka Mizuho Bob Yawger di New York seperti dikutip Antara, Sabtu (4/12).

Ia menilai penurunan harga minyak lantaran kasus virus corona meningkat, laporan pekerjaan AS mengecewakan dan OPEC+ terjebak dengan rencananya untuk meningkatkan produksi pada Januari.

Pada Kamis lalu, OPEC+ mengejutkan pasar ketika tetap mempertahankan rencananya untuk menambah pasokan 400 ribu barel per hari (bph) pada Januari.

Namun, kelompok kartel produsen minyak itu membuka opsi jika harus mengubah kebijakan dengan cepat apabila permintaan merosot dari langkah-langkah untuk menahan penyebaran varian virus corona Omicron.

Sepanjang pekan lalu, pasar di seluruh aset bergejolak karena penyebaran varian Omicron yang dapat menekan permintaan ke ke depan.

Sementara itu, perusahaan jasa energi Baker Hughes Co. mengungkap pengebor AS mempertahankan jumlah rig minyak tetap minggu ini, setelah sebelumnya menambahkan rig selama lima pekan berturut-turut ke level tertinggi sejak April 2020.