18/10/2024
Source: https://www.pajak.com/pajak/ekspor-perhiasan-indonesia-capai-394-juta-dollar-as-diminati-pasar-amerika-dan-cina/
Pajak.com, Jakarta – Industri perhiasan Indonesia terus menunjukkan potensi besar di pasar internasional. Pada periode Januari hingga Agustus 2024, nilai ekspor barang perhiasan Indonesia mencapai 3,94 juta dollar Amerika Serikat (AS) meningkat 15,98 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang mencapai 3,4 juta dollar AS.
Peningkatan ini menunjukkan adanya perkembangan signifikan dalam sektor industri perhiasan tanah air. Dengan didukung kekayaan budaya, keragaman sumber daya alam (SDA), serta kreativitas para perajin lokal, produk perhiasan Indonesia kini berhasil menembus berbagai pasar dunia.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Reni Yanita mengungkapkan bahwa, peran industri perhiasan sangat penting dalam mendorong ekspor Indonesia.
“Industri perhiasan tanah air memiliki peranan penting terhadap peningkatan nilai ekspor Indonesia,” ujar Reni dikutip pada Kamis (17/10).
Berdasarkan data dari Trademap.org, Indonesia menempati posisi ke-12 sebagai negara eksportir perhiasan dengan pangsa pasar sebesar 2,4 persen. Negara tujuan utama ekspor perhiasan Indonesia antara lain AS, India, Hong Kong, Cina, dan Swiss. Reni optimistis, sektor ini akan terus tumbuh, terutama dengan adanya permintaan yang meningkat dari berbagai negara.
“Peningkatan ini menunjukkan bahwa sektor industri perhiasan berpotensi untuk terus tumbuhdan berkembang di pasar internasional, dan kami optimistis capaian ekspornya akan dapat terus bertambah,” jelasnya.
Selain diminati sebagai perhiasan, produk logam mulia juga semakin digemari masyarakat sebagai instrumen investasi. Menurut Reni, kesadaran masyarakat akan pentingnya manajemen keuangan mendorong peningkatan permintaan terhadap logam mulia. “Emas dalam bentuk logam mulia semakin digemari oleh masyarakat sebagai salah satu instrumen investasi yang dinilai aman dan menguntungkan, terutama dari sisi nilai jual kembali. Peningkatan harga emas saat ini turut mendorong kenaikan permintaan terhadap logam mulia,” jelasnya.
Perkembangan teknologi turut berperan dalam memudahkan transaksi pembelian dan penjualan logam mulia. Saat ini, masyarakat dapat melakukan transaksi secara daring maupun fisik. Dengan diversifikasi produk yang tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 0,001 gram hingga 100 gram, masyarakat memiliki fleksibilitas lebih dalam memilih produk investasi yang sesuai.
Pada ajang Surabaya International Jewellery Fair (SIJF) 2024, sebanyak 20 Industri Kecil dan Menengah (IKM) binaan Kemenperin turut difasilitasi untuk memamerkan karya mereka. Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan Alexandra Arri Cahyani menyebutkan bahwa, peserta pameran ini telah melalui proses seleksi ketat dan berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
“Peserta pameran ini berasal dari daerah seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, dan Kalimantan Selatan,” ujarnya.
Alexandra juga menekankan pentingnya menjaga kepercayaan konsumen dalam industri perhiasan. “Keamanan transaksi dan tingkat kepercayaan konsumen menjadi tantangan tersendiri yang perlu dicermati oleh para pelaku industri perhiasan,” tambahnya.
Pameran SIJF 2024 ini tidak hanya dihadiri oleh pelaku industri perhiasan, tetapi juga melibatkan sektor pendukung lainnya seperti pabrikan, distributor, toko, hingga desainer. Pameran ini menjadi wadah penting bagi pelaku IKM untuk memperluas jaringan bisnis dan pasar mereka, baik di tingkat nasional maupun internasional.