13/12/2024
Source: https://www.pajak.com/pajak/bea-dan-cukai-setor-rp-2578-triliun-ke-kas-negara-per-november-2024/
Pajak.com, Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi penerimaan Kepabeanan dan Cukai (Bea dan Cukai) mencapai Rp 257,8 triliun hingga akhir November 2024. Capaian tersebut sebesar 80,3 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Anggito Abimanyu menjelaskan bahwa, penerimaan Bea dan Cukai ini tumbuh 5.2 persen secara tahunan (year on year/yoy), didorong oleh pertumbuhan seluruh jenis penerimaan.
“Penerimaan Kepabeanan dan Cukai sampai dengan November sebesar Rp 257,8 triliun,” kata Anggito dalam konferensi pers, dikutip Pajak.com pada Kamis (12/12).
Lebih rinci, dalam paparannya Anggito menjelaskan bahwa realisasi penerimaan bea masuk mencapai Rp 47,7 triliun, atau tumbuh 4 persen secara tahunan dengan capaian 83,2 persen dari target APBN 2024.
Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh peningkatan impor bahan baku dan penolong sebesar 4,7 persen, barang konsumsi yang tumbuh 9,5 persen, serta barang modal dengan kenaikan 4,1 persen. Serta, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) di angka Rp 15.815 per dollar AS turut mendukung kinerja penerimaan Bea Masuk.
Kemudian, penerimaan bea keluar tercatat sebesar Rp 17,3 triliun, tumbuh signifikan 47,9 persen secara tahunan dan mencapai 98,7 persen dari target APBN 2024. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan penerimaan dari ekspor komoditas tembaga, yang melonjak hingga 94,8 persen, serta kelapa sawit yang tumbuh 8,4 persen meskipun volume ekspor masih cenderung stagnan.
Sedangkan penerimaan cukai mencatat angka Rp 192,7 triliun dengan pertumbuhan sebesar 2,8 persen (yoy) dan capaian 78,3 persen dari target APBN.
Rinciannya, cukai hasil tembakau (HT) mencapai Rp 184,3 triliun atau tumbuh 2,4 persen (yoy) yang didorong oleh kenaikan produksi golongan II dan III, meskipun produksi golongan I mengalami penurunan. Selain itu, cukai minuman mengandung etil alkohol (MMEA) naik 12,6 persen menjadi Rp 8,1 triliun. Adapun, cukai EAS (elektronik dan alkohol sintetis) tumbuh seiring kenaikan tarif dan produksi dalam negeri.
Kinerja Impor Meningkat
Dari sisi impor, peningkatan signifikan terlihat pada bahan baku dan barang penolong yang mencapai 140,7 miliar dollar AS dengan pertumbuhan 73 persen secara tahunan. Barang konsumsi mencatat nilai impor 18,4 miliar dollar AS, tumbuh 5,8 persen secara tahunan, sedangkan barang modal mencapai 33,8 miliar dollar AS, naik 17,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.