Senin, 23 November 2020 / 08.30 WIB

https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-5265845/ada-secercah-sentimen-positif-pasar-saham-as-bisa-menguat?tag_from=wp_nhl_9

Jakarta – Indeks Dow Jones Industrial Average Berjangka mengalami penguatan dalam perdagangan semalam. Penguatan ini terjadi bahkan ketika kasus COVID-19 meningkat di AS dan negara lainnya.

Melansir CNBC, Senin (23/11/2020), kontrak berjangka yang terkait dengan Dow Jones naik 68 poin dengan keuntungan 0,23%. Sementara indeks S&P 500 berjangka naik 0,24%, sedangkan Nasdaq 100 berjangka naik 0,33%.

“Saham minggu ini akan diperdagangkan karena kekhawatiran lockdown dan meningkatnya kasus, tetapi bisa melihat dorongan ke awal Desember karena optimisme dalam waktu dekat, paket stimulus sementara tumbuh,” kata Shannon Saccocia, Chief Investment Officer di Boston Private.

Namun ketiga indeks itu utama itu menutup pekan lalu dengan penurunan. Dow Jones turun 0,73% dan S&P 500 turun 0,77%. Itu merupakan penurunan pertama dalam tiga minggu. Sedangkan Nasdaq Composite naik 0,22% untuk minggu ini.

Penurunan itu terjadi karena kasus COVID-19 terus meningkat. AS melaporkan lonjakan rekor tertinggi lebih dari 195.500 kasus baru pada hari Jumat. Pejabat kesehatan masyarakat telah memperingatkan bahwa perayaan Thanksgiving pada hari Kamis dapat semakin memperburuk wabah.

Lonjakan kasus itu membawa rata-rata tujuh hari kasus baru menjadi lebih dari 167.600, meningkat hampir 20% dibandingkan dengan minggu lalu. Rata-rata tujuh hari kasus baru naik setidaknya 5% minggu demi minggu di 43 negara bagian dan District of Columbia.

Lonjakan tersebut telah menyebabkan pembatasan terkait virus corona di beberapa tempat. Pada hari Kamis, Gubernur California Gavin Newsom melakukan pembatasan pada mayoritas penduduk negara bagian, yang mengharuskan kegiatan pekerjaan dan pertemuan yang tidak penting dihentikan antara pukul 10 malam hingga 5 pagi. Langkah tersebut mengikuti keputusan Walikota New York City Bill de Blasio untuk menutup sistem sekolah terbesar di negara itu di tengah lonjakan kasus

Langkah-langkah tersebut kemungkinan akan memberikan pertumbuhan negatif pada kuartal pertama menurut ekonom JPMorgan. Perusahaan menurunkan prospek PDB kuartal pertama menjadi kontraksi 1%.

Ketidaksepakatan antara Departemen Keuangan dan Federal Reserve atas kelanjutan pendanaan untuk beberapa program darurat di tengah wabah Covid-19 juga membebani pasar pekan lalu.

Namun, sentimen tetap terkendali dengan perkembangan positif atas pengobatan dan pencegahan Covid-19.