Kamis, 21 Januari 2021 / 07:26 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210121071907-85-596476/harga-minyak-naik-ditopang-harapan-stimulus-joe-biden

Jakarta, CNN Indonesia — Harga minyak mentah dunia naik tipis pada perdagangan Rabu (20/1). Penguatan harga minyak dipicu ekspektasi bahwa Pemerintahan Presiden AS Joe Biden akan memberikan stimulus ekonomi besar untuk penanganan pandemi covid-19.

Diharapkan, stimulus ekonomi tersebut bisa menopang pemulihan ekonomi yang pada akhirnya dapat mengangkat permintaan bahan bakar.

Melansir Antara, Kamis (21/12), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret ditutup menguat 18 sen menjadi US$56,08 dolar AS per barel. Sedangkan, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari naik 26 sen menjadi US$53,24 dolar AS per barel.

Calon Menteri Keuangan AS Janet Yellen mendesak anggota parlemen untuk mengambil tindakan besar pada stimulus ekonomi. Pernyataan Yellen tersebut mendorong harga minyak.

“Ada harapan baru tentang stimulus, menimbulkan suasana hati yang baik di pasar secara keseluruhan, sebuah perasaan bergerak maju dan permintaan akan meningkat,” kata mitra di Again Capital LLC, New York John Kilduff.

Selain itu, usai pelantikan kemarin, Biden segera mengambil langkah-langkah mengekang industri minyak AS. Langkah tersebut meliputi membatalkan izin pipa minyak mentah Keystone XL dan menghentikan rencana pengeboran di Arktik.

Pasalnya, Biden mengatakan akan kembali mengikuti perjanjian iklim Paris, sehingga dapat memperketat pasokan minyak mentah di pasar.

Secara global, pasokan minyak mentah telah diperketat, tercermin dari rekor penurunan produksi tahun lalu oleh OPEC dan sekutunya atau OPEC+. Pengetatan tersebut membantu mengangkat harga dari posisi terendah dalam sejarah.

“Saya pikir pemerintahan Biden pada hari pertama memperjelas bahwa ada sheriff baru di kota dan kami akan kembali ke kebijakan yang pro-energi hijau dan bahan bakar anti-fosil,” terang Analis Senior di Price Futures Group, Chicago Phil Flynn.

Itu berarti, harga minyak mentah diperkirakan menguat dampak dari berkurangnya jumlah pasokan di pasar. Kondisi ini pun mulai tercermin pada harga minyak acuan.

Bulan ini, Brent mencapai level tertinggi selama 11 bulan, yakni US$57,42 dolar AS. Kenaikan Brent ditopang janji Arab Saudi untuk memangkas secara sukarela pasokan minyak dan sebagian besar anggota OPEC+ setuju untuk menjaga produksi stabil pada Februari.

Di sisi lain, American Petroleum Institute (API) akan merilis laporan laporan pasokan. Analis memperkirakan stok minyak mentah turun 300 ribu barel dalam sepekan hingga 15 Januari. Sedangkan, angka pasokan dari pemerintah akan dirilis pada Jumat (22/1), tertunda karena pelantikan Biden.