Kamis, 25 November 2021 / 19:25 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20211125184456-532-726160/harga-minyak-naik-belanja-subsidi-energi-bengkak-jadi-rp976-t

Jakarta, CNN Indonesia — Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat realisasi belanja subsidi energi mencapai Rp97,6 triliun per Oktober 2021. Realisasinya bengkak 20 persen dari Rp81,3 triliun pada Oktober 2020 karena kenaikan harga minyak mentah di pasar dunia.

“Ini karena kenaikan harga minyak dunia,” ungkap Ani, sapaan akrabnya di konferensi pers APBN KiTa, Kamis (25/11).

Sebagai catatan, harga minyak mentah di tingkat global memang meningkat pada bulan lalu, yakni berada di kisaran US$84 per barel. Sementara rata-rata harga minyak mentah Indonesia (ICP) berada di kisaran US$81,8 per barel.

Di sisi lain, bendahara negara menyatakan realisasi belanja subsidi energi juga meningkat karena pemerintah memperpanjang diskon tarif listrik bagi masyarakat. Hal ini diberikan dalam rangka meringankan beban masyarakat di tengah kebijakan PPKM.

“Dan juga untuk realisasi diskon listrik untuk rumah tangga dan UMKM,” ucapnya.

Tercatat, realisasi belanja negara untuk diskon listrik bagi rumah tangga dan UMKM mencapai Rp7,5 triliun per Oktober 2021.

Sementara secara rinci, pemberian subsidi energi terdiri dari subsidi BBM mencapai 11,67 juta kiloliter (KL), LPG tabung 3 kg 5.547,8 juta kg, pelanggan subsidi listrik 37,97 juta pelanggan, dan volume konsumsi listrik subsidi 46,84 TWh.

Di sisi lain, mantan direktur pelaksana Bank Dunia juga mencatat realisasi subsidi non-energi sebesar Rp46,9 triliun per akhir bulan lalu. Realisasinya naik sedikit dari Rp43,9 triliun pada Oktober 2020.

Realisasi subsidi nonenergi terdiri dari subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR) bagi 6,3 juta debitur, penyaluran KUR Rp237,2 triliun, dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) 104,2 ribu unit rumah.