Selasa, 17 November 2020 / 08.00 WIB

https://www.liputan6.com/bisnis/read/4410200/harga-minyak-naik-3-persen-seiring-harapan-baru-vaksin-covid-19-moderna

Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak melonjak 3 persen pada hari Senin, menutup kerugian sesi sebelumnya setelah Moderna Inc mengatakan vaksin eksperimentalnya 94,5 persen efektif dalam mencegah COVID-19.

Dikutip dari CNBC, Selasa (17/11/2020), harga minyak mentah berjangka Brent untuk Januari naik USD 1,02, atau 2,4 persen menjadi USD 43,80 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk Desember ditutup USD 1,21, atau 3,02 persen, lebih tinggi pada USD 41,34 per barel.

“Euforia vaksin telah dihargai tinggi sejak minggu lalu, tetapi pengobatan kedua untuk COVID-19 menunjukkan bahwa program vaksinasi skala besar, dengan jumlah yang cukup untuk populasi global, sekarang sudah lebih dekat,” kata analis Rystad Energy Louise Dickson .

Pengumuman oleh Moderna datang setelah Pfizer Inc melaporkan minggu lalu bahwa vaksinnya lebih dari 90 persen efektif, meningkatkan harapan bahwa kerusakan yang disebabkan pandemi pada ekonomi global dapat dikurangi.

Harga juga didukung oleh data yang menunjukkan rebound di China dan Jepang, dengan angka yang menunjukkan bahwa kilang China memproses rekor level harian minyak mentah di bulan Oktober.

Harga minyak baik WTI dan Brent naik lebih dari 8 persen pekan lalu di tengah harapan vaksin dan harapan bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia, akan mempertahankan produksi yang lebih rendah tahun depan untuk mendukung harga.

Grup, yang dikenal sebagai OPEC +, telah memangkas produksi sekitar 7,7 juta barel per hari (bph), dengan kepatuhan terlihat di 96 persen pada Oktober, dan telah merencanakan untuk meningkatkan produksi sebesar 2 juta bpd mulai Januari.

OPEC + akan mengadakan pertemuan komite menteri pada hari Selasa yang dapat merekomendasikan perubahan pada kuota produksi ketika semua menteri bertemu pada 30 November dan 1 Desember.

“Tidak dapat disangkal bahwa pasar minyak sepenuhnya di tangan OPEC +,” kata kepala analis komoditas SEB Bjarne Schieldrop.

“Organisasi adalah satu-satunya alasan mengapa harga minyak saat ini tidak USD 20 per barel. Karena itu, pertemuan mereka yang akan datang pada 30 November-1 Desember tidak kalah pentingnya,” pungkasnya.