Selasa, 06 April 2021 / 06:35 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210406062657-85-626356/harga-minyak-menukik-usai-opec-dan-iran-kerek-produksi

Jakarta, CNN Indonesia — Harga minyak mentah dunia menukik tajam, usai negara-negara produsen minyak (OPEC) menambah pasokan, termasuk Iran yang mengerek produksi di tengah permintaan bahan bakar minyak (BBM) yang lesu.

Mengutip Antara, Selasa (6/4), harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Mei jatuh 4,8 persen menjadi US$58,65 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni anjlok 4,2 persen menjadi US$62,15 per barel di London ICE Futures Exchange.

Harga minyak merosot persis setelah OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, menyepakati kenaikan produksi bulanan dari Mei hingga Juli.

OPEC+ berupaya memulihkan produksinya yang dipangkas sejak tahun lalu dengan optimisme permintaan bahan bakar meningkat setelah pandemi covid-19.

Namun, komite teknis OPEC+ malah merevisi turun perkiraan permintaan minyak global pada 2021, dari sebelumnya 5,9 juta barel menjadi hanya 5,6 juta barel.

“Waktunya tidak tepat. Sepertinya OPEC+ akan menggulirkan kesepakatan, tetapi mereka tidak melakukannya dan sekarang tampaknya mereka harus membayar, setidaknya dalam jangka pendek,” kata Bob Yawger, Direktur Energi Berjangka Mizuho Securities.

Di sisi lain, investor fokus pada pembicaraan tidak langsung antara Iran dan AS, yang ingin menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.

“Ada asumsi bahwa kita akan melihat banjir minyak Iran di pasar, meski saya pikir ini sedikit dilebih-lebihkan,” tutur Phil Flynn, Analis Senior Price Futures Group Chicago.

Seperti diketahui, harga minyak telah pulih dari posisi terendahnya tahun lalu, yang didukung oleh pemangkasan produksi oleh OPEC+.

Namun, penguncian wilayah (lockdown) beberapa negara di Eropa yang kembali diberlakukan, membebani permintaan bahan bakar minyak. Kondisi ini membuat prospek pemulihan ekonomi semakin ‘gelap’.