Selasa, 11 Mei 2021 / 07:59 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210511074048-85-641180/harga-minyak-menguat-usai-pipa-bbm-as-kembali-beroperasi

Jakarta, CNN Indonesia — Harga minyak menguat tipis pada akhir perdagangan Senin (10/5), waktu Amerika Serikat (AS). Penguatan terjadi setelah Colonial Pipeline, operator pipa bahan bakar utama di Amerika Serikat (AS), mengumumkan segera kembali beroperasi.

Mengutip Antara, Selasa (11/5), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli naik empat sen atau 0,1 persen, menjadi ditutup US$68,32 per barel. Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni terkerek dua sen atau 0,03 persen, menjadi US$64,92 per barel.

Kedua kontrak acuan tersebut tercatat mengalami kenaikan dua pekan berturut-turut, dengan peningkatan lebih dari satu persen sepanjang pekan lalu.

Kemarin, manajemen Colonial Pipeline menyampaikan harapannya untuk dapat segera memulihkan layanan dan operasionalnya pada akhir pekan ini.

Operator jaringan pipa yang membawa bensin dan solar ke bagian timur dan tenggara AS itu mengatakan pendekatan bertahap sedang dilakukan untuk memfasilitasi kembalinya layanan mereka. Sebelumnya, Jumat (7/5), perusahaan menghentikan sementara semua operasi pipa setelah mengalami serangan keamanan siber.

Analis Energi Commerzbank Carsten Fritsch mengatakan tidak beroperasinya jaringan pipa tersebut untuk waktu yang lama akan memiliki efek yang luas pada pasar minyak tidak hanya di AS, tetapi juga di Eropa.

“Meski begitu, saat ini diasumsikan gangguan pada jaringan pipa akan teratasi dalam hitungan hari, jadi dampaknya akan dibatasi,” ucapnya.

Gedung Putih sendiri turun tangan untuk membantu Colonial agar bisa segera pulih. Menteri Perdagangan Gina Raimondo mengatakan perbaikan pipa tersebut merupakan prioritas utama.

Juru bicara Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS mengatakan pemerintah belum menerima permintaan apapun untuk mengesampingkan Undang-Undang Jones sebagai tanggapan atas penutupan pipa.

Sementara seorang pejabat tinggi keamanan nasional Gedung Putih mengatakan komunitas intelijen AS sedang bekerja untuk menentukan apakah peretas Colonial Pipeline memiliki hubungan dengan Pemerintah Rusia.

Sebuah rilis berita yang dikeluarkan atas nama DarkSide mengatakan tujuan peretasan Colonial adalah untuk menghasilkan uang dan bukan menciptakan masalah bagi masyarakat.

Wakil Penasihat Keamanan Nasional untuk Dunia Maya Anne Neuberger mengatakan kepada wartawan pada pengarahan Gedung Putih bahwa FBI telah melacak kelompok ransomware DarkSide setidaknya sejak Oktober lalu.