Selasa, 29 Juni 2021 / 08:54 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210629081202-85-660614/harga-minyak-dunia-rontok-usai-cetak-rekor-sejak-2018

Jakarta, CNN Indonesia — Harga minyak dunia rontok dua persen usai mencetak rekor harga tertingginya sejak Oktober 2018 pada perdagangan Senin (28/6), waktu Amerika Serikat (AS). Harga minyak melemah dipicu kenaikan kasus covid-19 di berbagai negara di Asia dan Eropa.

Lesunya pasar minyak sekaligus menghentikan euforia yang terjadi beberapa waktu terakhir menjelang pertemuan OPEC+.

Dilansir dari Reuters, Selasa (29/6), harga minyak Brent anjlok US$1,5 atau 2 persen menjadi US$74,68 per barel. Sedangkan, minyak acuan West Texas Intermediate (WTI) turun 1,5 persen atau US$1,14 menjadi US$72,91 per barel.

Penurunan tersebut mendorong kedua kontrak keluar dari wilayah overbought (jenuh beli) menjadi harga terendah sejak 18 Juni lalu. Pada sesi awal, harga minyak sempat bertengger di posisi tertinggi sejak Oktober 2018.

“Perkiraan untuk pemulihan permintaan minyak selama musim panas mungkin sedikit berlebihan. Pedagang menghadapi kenyataan beruntun dari varian delta covid-19 mencapai Eropa, terjadi lonjakan infeksi di Asia Tenggara, dan penguncian wilayah di Australia,” kata Louise Dickson, Analis Pasar Minyak Rystad Energy.

Harga minyak tertekan seiring dengan Indonesia yang sedang berjuang melawan rekor kasus tertinggi, Malaysia akan memperpanjang penguncian daerahnya, dan Thailand telah mengumumkan pembatasan baru.

Senasib, Australia juga melaporkan salah satu jumlah tertinggi kasus virus corona secara lokal tahun ini yang memicu penguncian di beberapa kota.

Penurunan tersebut mendorong kedua kontrak keluar dari wilayah overbought (jenuh beli) menjadi harga terendah sejak 18 Juni lalu. Pada sesi awal, harga minyak sempat bertengger di posisi tertinggi sejak Oktober 2018.

“Perkiraan untuk pemulihan permintaan minyak selama musim panas mungkin sedikit berlebihan. Pedagang menghadapi kenyataan beruntun dari varian delta covid-19 mencapai Eropa, terjadi lonjakan infeksi di Asia Tenggara, dan penguncian wilayah di Australia,” kata Louise Dickson, Analis Pasar Minyak Rystad Energy.

Harga minyak tertekan seiring dengan Indonesia yang sedang berjuang melawan rekor kasus tertinggi, Malaysia akan memperpanjang penguncian daerahnya, dan Thailand telah mengumumkan pembatasan baru.

Senasib, Australia juga melaporkan salah satu jumlah tertinggi kasus virus corona secara lokal tahun ini yang memicu penguncian di beberapa kota.