Senin, 10 Mei 2021 / 07:51 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210510073620-85-640721/harga-minyak-dunia-menguat-pada-akhir-pekan-lalu

Jakarta, CNN Indonesia — Harga minyak naik tipis pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (7/5), waktu Amerika Serikat (AS). Penguatan terjadi berkat pelonggaran pembatasan sosial di beberapa negara. Kondisi tersebut berbalik dari penurunan sehari sebelumnya di tengah krisis covid-19 di India yang kian memburuk.

Dilansir Antara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli terkerek 19 sen atau 0,3 persen menjadi ditutup pada US$68,28 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni naik 19 sen atau 0,3 persen menjadi US$64,90 per barel.

“Harga minyak mungkin masih positif dalam minggu kedua berturut-turut, tapi tidak ada yang membuat pedagang energi bersemangat bahwa minyak akan melepaskan diri dari kisaran perdagangan ketatnya. Prospek jangka pendek minyak tetap sangat beragam,” kata Analis Pasar Senior OANDA Edward Moya.

Di China, data menunjukkan pertumbuhan ekspor meningkat secara tak terduga pada April, sementara survei swasta menunjukkan ekspansi yang kuat dalam aktivitas sektor jasa.

Namun impor minyak mentah oleh pembeli terbesar dunia itu justru turun 0,2 persen dibandingkan April tahun sebelumnya menjadi 40,36 juta ton, atau 9,82 juta barel per hari (bph). Angka impor tersebut juga tercatat sebagai yang terendah sejak Desember 2020?

Pemulihan permintaan minyak juga tidak merata karena melonjaknya kasus covid-19 di India mengurangi konsumsi bahan bakar di negara importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia tersebut.

India pada Jumat lalu melaporkan rekor kenaikan harian dalam kasus virus corona yakni 414.188 kasus. Sementara, kematian akibat covid-19 membengkak 3.915.

Konsultan energi FGE dalam catatan kliennya mengatakan kebangkitan covid-19 di negara-negara seperti India, Jepang, dan Thailand, menghambat pemulihan permintaan bensin, meski beberapa permintaan yang hilang telah diimbangi oleh negara lain seperti China, di mana perjalanan liburan Hari Buruh baru-baru ini melampaui level 2019.

“Permintaan bensin di AS dan sebagian Eropa relatif baik. Lebih jauh, kami dapat melihat permintaan meningkat karena penguncian diperlonggar dan permintaan yang terpendam dilepaskan selama musim mengemudi di musim panas,” kata FGE.

Di Amerika Serikat, pertumbuhan pekerjaan secara tak terduga melambat pada April. Hal ini diperkirakan kurangnya pekerja yang membuat bisnis berebut untuk memenuhi permintaan yang melonjak saat ekonomi dibuka kembali.

Namun demikian perusahaan jasa energi Baker Hughes Co mencatat jumlah rig minyak dan gas AS, indikator awal produksi di masa depan, naik delapan menjadi 448 rig minggu ini, tertinggi sejak April 2020. Sejak mencapai rekor terendah pada Agustus, jumlah rig pengeboran telah meningkat sedikit seiring dengan pemulihan harga minyak.