Jumat, 11 Juni 2021 / 09:24 WIB

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210611085344-92-652989/harga-emas-antam-hari-ini-11-juni-naik-ke-rp957-ribu

Jakarta, CNN Indonesia — Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam berada di posisi Rp957 ribu per gram pada Jumat (11/6). Harganya naik Rp3.000 dari sebelumnya Rp954 ribu per gram pada Kamis (10/6).

Begitu pula dengan harga pembelian kembali (buyback) bertambah Rp3.000 per gram dari Rp865 ribu menjadi Rp868 ribu per gram pada hari ini.

Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp528,5 ribu, 2 gram Rp1,85 juta, 3 gram Rp2,75 juta, 5 gram Rp4,56 juta, 10 gram Rp9,06 juta, 25 gram Rp22,53 juta, dan 50 gram Rp44,99 juta. Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp89,91 juta, 250 gram Rp224,51 juta, 500 gram Rp448,82 juta, dan 1 kilogram Rp897,6 juta.

Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

Sementara, harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX naik 0,28 persen menjadi US$1.901,8 per troy ons. Begitu juga harga emas di perdagangan spot menguat 0,05 persen ke US$1.889,4 per troy ons pada pagi ini

Direktur PT Solid Gold Berjangka Dikki Soetopo mengatakan kenaikan harga emas dipengaruhi oleh angka inflasi AS. Kenaikan inflasi dapat mengerek harga emas yang secara tradisional dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi.

“Semakin tinggi inflasi maka permintaan emas akan semakin meningkat,” tuturnya kepada CNNIndonesia.com.

Departemen Tenaga Kerja mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS mengalami inflasi mencapai 5 persen secara tahunan pada Mei 2021. Angka ini jauh di atas perkiraan pasar yakni 4,7 persen, sekaligus inflasi tertinggi sejak 1992 lalu.

Namun, dampak inflasi AS tersebut dapat diredam dengan pernyataan bank sentral AS, The Fed. Sebelumnya, The Fed memperkirakan bahwa kenaikan inflasi tidak akan terjadi secara permanen, karena hanya ditopang oleh stimulus fiskal AS.

Karenanya, kekhawatiran pasar terhadap pengetatan moneter AS alias tapering pun mereda.

“Angka inflasi ini sepertinya tak akan mengubah narasi secara dramatis dan masih ada indikasi bahwa momentum inflasi akan melandai dalam beberapa bulan ke depan,” ujarnya.

Ia memperkirakan logam mulia akan bergerak di rentang US$1.880 hingga US$1.910 per troy ons pada perdagangan hari ini.