04/12/2024

Source: https://www.pajak.com/ekonomi/harga-beras-alami-deflasi-045-persen-per-november-2024/

Pajak.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa harga beras alami deflasi sebesar 0,45 persen pada November 2024. Deflasi ini memberikan andil sebesar 0,02 persen terhadap keseluruhan tingkat deflasi pada bulan November.

Penurunan harga beras tercatat terjadi di 26 provinsi, dengan deflasi terdalam di Provinsi Papua Pegunungan yang tercatat mencapai 4,64 persen.

“Secara historis, tekanan inflasi komoditas beras pada bulan November selalu menunjukkan penurunan dibandingkan bulan Oktober. Tren ini telah berlangsung dalam tiga tahun terakhir, yaitu sejak 2022,” kata Plt. Kepala BPS Amalia Widyasanti dalam konferensi pers, dikutip Pajak.com pada Selasa (3/12).

Panen Melimpah Jadi Faktor Utama

Amalia menjelaskan bahwa deflasi beras disebabkan oleh penurunan harga pada komoditas gabah, baik gabah kering panen (GKP), gabah kering giling (GKG), beras medium, maupun premium. Penurunan ini terjadi karena adanya panen di beberapa sentra produksi selama November 2024, yang membuat stok gabah melimpah di tingkat penggilingan.

Baca Juga  Pemerintah Luncurkan Satgas Inklusi Keuangan Digital Perempuan, Perluas Akses Hingga Perdesaan

“Secara nasional, penurunan harga GKP terdalam tercatat di Bali dan Jambi. Di Bali, peningkatan stok terjadi karena panen di wilayah Tabanan, sedangkan di Jambi stok gabah melimpah di penggilingan,” jelas Amalia.

Dengan melimpahnya stok di penggilingan, harga gabah di tingkat petani juga mengalami penurunan. Penurunan harga gabah dan banyaknya stok di penggilingan tersebut berdampak pada penurunan harga atau terjadinya deflasi pada harga beras di pasaran.

Pergerakan Harga Gabah dan Beras

Berdasarkan data BPS, selama November 2024, transaksi GKP mendominasi pasar dengan kontribusi 62,20 persen dari total transaksi. Disusul oleh GKG sebesar 30,54 persen dan gabah luar kualitas sebesar 7,26 persen.

Rata-rata harga GKP di tingkat petani tercatat Rp 6.303,00 per kg, turun 1,86 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Di tingkat penggilingan, harga GKP turun 1,80 persen menjadi Rp 6.453,00 per kg.

Untuk GKG, harga di tingkat petani dan penggilingan masing-masing turun sebesar 1,48 persen dan 1,45 persen. Harga gabah luar kualitas bahkan mengalami penurunan lebih tajam, yaitu 4,86 persen di tingkat petani dan 4,50 persen di tingkat penggilingan.

Sementara itu, rata-rata harga beras premium di penggilingan turun 1,15 persen menjadi Rp 12.846,00 per kg. Harga beras medium turun 1,27 persen menjadi Rp 12.395,00 per kg, sedangkan beras submedium dan beras pecah masing-masing turun 1,58 persen dan 5,97 persen.

Dibandingkan November 2023, harga gabah dan beras pada November 2024 menunjukkan penurunan signifikan. Di tingkat petani, harga GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing turun sebesar 6,18 persen, 8,00 persen, dan 6,85 persen. Sedangkan di tingkat penggilingan, harga GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing turun sebesar 6,10 persen, 7,77 persen, dan 6,41 persen.

Untuk beras, rata-rata harga premium turun sebesar 3,05 persen dibandingkan tahun lalu. Harga beras medium turun 4,36 persen, submedium turun 3,20 persen, dan beras pecah turun 1,95 persen.