Rabu, 22 September 2021 / 00:00 WIB
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210921190924-78-697489/gubernur-bi-minta-perbankan-turunkan-suku-bunga-kredit
Jakarta, CNN Indonesia — Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meminta perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit kepada masyarakat sejalan dengan masih ditahannya suku bunga acuan BI di level terendah 3,5 persen.
Pasalnya, ia menilai kebijakan suku bunga rendah yang ditetapkan BI hanya akan berjalan bila perbankan juga menurunkan suku bunga kredit alias terjadi efektivitas transmisi terhadap suku bunga kredit.
“BI terus mendorong dan mengajak perbankan mari bersama untuk negeri ini turunkan suku bunga kredit,” ujarnya pada konferensi pers daring, Selasa (12/9).
Selain itu, ia juga mendorong perbankan untuk getol menyalurkan kredit kepada pengusaha. Ia menyebut saat ini likuiditas perbankan masih melimpah, tercermin dari simpanan dana pihak ketiga (DPK) di level 32,67 persen.
“Likuiditas tercermin dari alat likuid per DBK sangat besar dan terbesar yang pernah terjadi 32,67 persen. Ini melimpah sehingga likuiditas perbankan sangat tinggi, kami mengajak perbankan untuk likuiditas itu salurkan kredit,” terang Perry.
Ini bukan kali pertama Perry menyoroti tingginya bunga kredit perbankan. Pada Juni lalu, Perry mengisyaratkan keheranannya suku bunga kredit tak kunjung turun meski perbankan telah memangkas Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK).
Dalam catatan BI, SBDK perbankan turun 174 basis poin (bps) secara tahunan (yoy) menjadi 8,9 persen pada Maret 2021. Penurunan suku bunga kredit terbesar terjadi pada bank BUMN sebesar 270 bps. Namun, suku bunga kredit baru hanya turun 59 bps pada periode yang sama.
Sementara itu, bank sentral telah memangkas suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) sebanyak enam kali sepanjang tahun lalu. Tahun ini, BI kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps pada Februari 2021 lalu. Dengan demikian, suku bunga acuan BI berada di level 3,5 persen.
Anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) lainnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga sempat menyatakan pihaknya akan membahas penurunan suku bunga kredit perbankan.
Ani, sapaan akrabnya menuturkan ia memahami bahwa setiap bank memiliki kemampuan berbeda dalam penetapan suku bunga kredit. Ini dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain, kondisi kesehatan bank, neraca keuangan, cost of fund (biaya dana), dan sebagainya.
Namun, ia menegaskan KSSK juga ingin agar kebijakan pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral dapat ditransmisikan secara efektif oleh perbankan.
“Di satu sisi kami melihat setiap bank mungkin beda, tapi di sisi lain harus ada semacam prediktabilitas dari suatu policy rate yang seharusnya bisa tercermin secara relatif umum dalam sektor perbankan dalam bentuk lending rate, yang tentunya harusnya mencerminkan tingkat suku bunga yang sudah mulai sangat turun secara tajam dalam kurun waktu terakhir ini,” paparnya dalam konferensi pers, Senin (1/3).